Puisi Karya
Anwari WMK
RUANG TUNGGU
di ruang tunggu itu
jam terseret meringis
pagi kembali terluka
oleh sepi yang ramai
hanya menara yang mampu
memiliki dirinya sendiri
orang-orang terpenjara waktu
dalam dikte telepon seluler
orang-orang membunuh waktu
menatap koran bernanah berdarah
walau bisu tanpa kata
menara sungguh kuasa atas
dirinya sendiri
ia gagah seperti puisi
yang membakar
ia agung laksana sajak
yang menyentak
maka,
di ruang tunggu itu,
segera bergegas terbirit
menemukan diriku sendiri
melalui torehan
sajak dan puisi
dan setelah itu,
pagi tak lagi teriris luka
oleh sepi yang ramai
Bandara Soekarno-Hatta, 6 Januari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar