Senin, 16 Juni 2014

Puisi "PERCAKAPAN DENGAN WAKTU" | Karya Anwari WMK

PERCAKAPAN DENGAN WAKTU

Malam-malam berlalu
Dalam percakapan dengan waktu
Lalu, kutanya waktu
Mengapa rindu bersenandung merdu?

Maka, berkatalah waktu:
"Rindu bersenyawa dengan dirimu
Menyatu dengan nafas sukmamu
Memulia indahkan harapanmu"

Kutanya lagi waktu
Untuk siapakah rinduku?

Sekali lagi, berkatalah waktu:
"Engkau telah bertatap pandang
Dan saling bertukar senyuman
Dengan seorang hamba Tuhan
Berbola mata keindahan pelangi
Goresan penamu kan terpahat abadi
Bila kau kasihi dia sepenuh hati
Seperti engkau kasih pada
Sajak dan puisi"

Malam-malam terus berlalu
Dalam percakapan dengan waktu
Kini aku seutuhnya tahu
Untuk siapa rindu itu

Jakarta, 16 Juni 2014
ANWARI WMK

Minggu, 15 Juni 2014

Puisi "LORONG" | Karya Anwari WMK

LORONG

Dia menapaki lorong-lorong kota besar
Dalam tasnya tergeletak harap cemas
Seandainya aku bisa memberinya payung
Tubuhnya merdeka dari hujan dan panas
Tapi, aku pun pengelana kota besar
Basah tubuhku tersiram air hujan
Tersengat sinaran cahaya matahari
Tergeliat sayat tanpa payung
Maka, kami pun sekufu meniti takdir
Di lorong-lorong panjang menderu debu
Pilu penaku turut terguncang
Getar-gemetar harap dan cemas

Saat lorong basah terturap gerimis
Di sebuah senja kami jumpa
Bertukar senyum dan tatapan mata
Dan lontaran kalam tentang keabadian
Setelah itu kami kembali berjalan
Beriring salam semoga masih ada perjumpaan
Kami kembali menapak langkah sendirian
Lorong demi lorong tak berkesudahan

Di kerajaan puisi aku berkata:
"Tuhan, izinkan kami bergandeng tangan
Dengan ridha-Mu, dengan berkah-Mu
Saling menguatkan dalam genggaman jemari
Tabah senafas menapaki lorong-lorong
Sabar menjejak balada takdir setara
Bila lorong-lorong itu bersimbah airmata
Maka itulah airmata cinta dalam deru kalbu
Tersenandung syahdu di keabadian rindu"

Jakarta, 13 Juni 2014

ANWARI WMK

Puisi "AKULAH PEMUJAMU" | Karya Anwari WMK

AKULAH PEMUJAMU

Menjelang senja penghabisan
Kutatap dedaunan pohon
Dari ketinggiang loteng
Berpagar jeruji besi

Sontak aku terperangah
Tersentak halilintar kesadaran
Betapa syukur yang hakiki
Adalah kembalinya para pemuja
Pada sumber-sumber transenden
Kuperiksa diriku cermat
Apakah aku pemuja hakiki?

"Tuhan"
Ucapku dalam hati
"Beri aku waktu dan kesempatan
Memuja-Mu dengan kesejatian cinta
Seperti para Nabi, para Rasul
Tuhan,
Jangan biarkan aku berpaling
Dari puncak-puncak keindahan
Cinta kepada-Mu"

Jakarta, 14 Juni 2014

ANWARI WMK

Kamis, 12 Juni 2014

Puisi "BOLA MATA SEKUNTUM KEMBANG" | Karya Anwari WMK

BOLA MATA SEKUNTUM KEMBANG

Sekuntum kembang kutatap mata indahnya
Seulas pelangi berkibaran tertiup angin senja
Oh betapa elok pelangi di bola mata itu
Hingga saat mendongakkan wajah
Ke hamparan langit malam
Sontak kubertanya:

"Tuhan, apakah pelangi di bola mata itu
Penyempurna sukma di sisa usiaku
Saat baladaku luka di belantara makna
Kala puncak hakikat belum terjejak?

Tuhan, apakah pelangi di bola mata itu
Suluh yang Engkau janjikan
Agar aku sepenuhnya pasrah
Merapal segenap perih
Sengal napas duniawi ringkih?

Tuhan, apakah Engkau tersenyum
Bila pada sebuah lipatan waktu kelak
Syahdu dalam getar-gemetar sukma
Kucium mesra bola mata itu?"

Beranda malam terkulai di kursi rotan
Menggelandang jiwaku kembali sampai
Pada kerinduan hasrat balada panjang
Bersama sekuntum kembang
Berbola mata keindahan pelangi

Jakarta, 11 Juni 2014

ANWARI WMK