Kamis, 07 April 2011

Puisi "HAKIKAT" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

HAKIKAT

Seorang manusia menatap keindahan taman pada suatu siang yang semilir. Terpesona ia pada taman itu, hingga kemudian memindahkan seluruh keindahan taman ke atas bentangan kertas gambar. Segenap aura dalam dirinya terkuras habis, demi memahamkan segenap makna, mengapa taman itu begitu moleknya. Ia habiskan seluruh energi tubuhnya demi menggambar keindahan taman.

Ia lalu terperangkap lelah teramat sangat, lalu tertidur di bangku panjang, saat taman mulai temaram disapa senja. Manusia itu pun pulas tertidur di atas bangku panjang, dengan kesempurnaan lelap tiada tara. Dalam tidurnya ia masih jua terayun mimpi menyaksikan keindahan taman, hingga kemudian bidadari-bidadari turun dari kayangan, bersama mencari berkuntum-kuntum kembang. Kata bidadari: "Hanya di taman ini tumbuh kembang nan indah melampaui segenap keindahan kembang pada geografi mana pun."

Manusia itu terus terlelap hingga akhirnya dingin malam membangunkannya. Saat mulai membuka mata, sontak ia saksikan langit malam, berpendar bintang gemintang. Ia pun terperangkap takjub. Bintang-bintang di langit malam berjuta kali lebih indah melampaui keindahan taman yang terlanjur ia gambar. Jiwa batin manusia ini terguncang, dan sontak pula mulutnya berucap: "Maafku padamu Tuhan. Terlanjur terpesona aku pada keindahan taman yang membumi. Padahal, terpatri keindahan yang bertahta di atas keindahan, yaitu keindahan bintang gemintang yang melangit."

Sebelum pergi meninggalkan taman, manusia itu kembali berkata: "Tuhan, cukup sudah keterpesonaanku pada keindahan yang membumi. Tuntun aku Tuhan agar dari detik ke detik terpesona pada keindahan yang melangit. Bukankah Engkau sendiri menubuahkan: manusia bukanlah mahluk bumi dengan pengalaman langit, tapi manusia adalah mahluk langit dengan pengalaman bumi".

Sejenak kemudian, manusia itu menelusuri jalan setapak keluar taman. Jutaan malaikat mengiringi langkahnya dengan doa keselamatan. Seekor kelelawar pun berkata: "Ooh manusia itu tlah menemukan hakikat. Tlah menemukan hakikat."

Jakarta, Desember 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar