Rabu, 06 April 2011

Puisi "AIR BENING" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

AIR BENING

Di sungai kecil itu, air bening kembali menitipkan pesan rindu kepada setiap pohon bambu. Dulu seorang putri nan jelita, senantiasa bernyanyi di pinggiran sungai kecil itu, sementara air bening dan pohon-pohon bambu mengiringi nyanyian sang putri dengan orkestrasi musik nan alami. Setelah sang putri pergi memenuhi panggilan pulang Sang Penguasa Waktu, hanya air bening dan pohon-pohon bambu yang tersisa.

Dari satu perguliran musim menuju perguliran musim selanjutnya, air bening dan pohon-pohon bambu melanjutkan tembang dan senandung. Seperti dulu dilakukan sang putri, nyanyian air bening dan pohon-pohon bambu pun bernuansakan asmaradana berlantun kesejatian cinta tiada tara.

Tapi sepuluh tahun lampau, pohon-pohon bambu ditumbangkan dan lalu dipisah jarakkan dengan semesta rumpun tempat mereka berhimpun. Rumpun bambu pun dibakar punahkan hingga yang tersisa hanyalah arang debu. Air bening tak mampu berbuat apa-apa menatap kepedihan itu.

Hingga suatu siang yang rintik saat kujejakkan kaki di pinggiran sungai kecil itu, air bening berkisah tentang sisa rumpun bambu yang terselamatkan, tapi kehilangan pohon-pohon bambu. Rumpun bambu kini rindu bersua kembali pohon-pohon bambu. Rumpun bambu paham hakikat, betapa bambu-bambu yang tercerabut dari akarnya menanggung beban rindu untuk pulang kembali ke haribaan rumpun bambu.

Air bening pun berkata: "Wahai penyair, sampaikan salam rindu kami kepada pohon-pohon bambu. Sampaikan kepada pohon-pohon bambu, betapa rumpun bambu masih setia menunggu kedatangannya kembali. Masih."

Sukabumi, Februari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar