Kamis, 07 April 2011

Puisi “ASING” | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

ASING

Setiap hadir di hadapanku, engkau begitu kreatif dan sekaligus menakutkan. Kreatif untuk dirimu, menakutkan untuk diriku. Pada tubuh gempalmu itu, tiba-tiba aku hanyalah seutas lidi rapuh. Kalau kau pelintir tangan kananku, aku hanya mampu mengaduh. Saat leherku kau cekik dengan tangan kekarmu, dari arah belakang yang tak kusangka-sangka, aku hanya tahu napasku tersengal tersengal. Suatu hari, kukira diriku mati dalam benam air sungai. Tangan dan tubuhkmu begitu digdaya membenam tenggelamkan seluruh tubuhku, di kedalaman air sungai itu. Tertawa. Engkau ngakak kegirangan.

Sungguh, hari terus mengucap perih saat takdir menyeretku hadir di hadapanmu. Engkau tiba-tiba serupa Fir’aun, dengan nanar bengis tanpa ampun. Kau nista habis eksistensiku serupa Bani Israel rapuh tanpa daya. Aku lalu merindukan Musa, demi menggapai kebebasan hakiki. Begitulah, tahun-tahun bersamamu. Walau engkau kawan seperti tercatat di buku siswa, bagiku engkau sesungguhnya asing. Engkau sungguh tak kumengerti.

Tiga tahun itu panjang kawan. Pada diriku lalu tercipta ketakutan permanen dalam ceruk derita laten. Dan Tuhan kemudian seperti tak rela membiarkan luka terus mengucap di sekujur hari. Saat kelas tiga itu, engkau tak naik kelas. Dan aku pergi meninggalkanmu serta menanggalkan segenap reperkusi horor zaman kanak-kanak. Batinku melompat kegirangan saat semua orang paham aku yang serapuh lidi kini kakak kelas bagimu.

Berpuluh tahun kemudian kucoba sebisa mampu melupakan segenap perih yang tumbuh di pelataran begundalmu. Terus dan terus kupaksa diri melupakan engkau. Tapi ku tak pernah kuasa menghapus segenap toreh dan kenang menakutkan tentang bengis dirimu itu.

Engkau kumaafkan, tapi tak bisa kulupakan.

Jakarta, 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar