Puisi Karya
Anwari WMK
SENYUM DELIMA
Bila suara ringkik kuda itu datang dari arah barat, bergegaslah menyambut takdirmu, biarkan bianglala membawa kekasihmu pergi ke dunia yang mungkin antah dan berantah. Tentu, engkau akan menumpahkan airmata selama hidupmu, untuk cinta yang tersayat, tercabik. Begitulah Delima, selama hayat dikandung badan, engkau akan terus menangisi kekasihmu. Jiwamu lara oleh cinta yang tiada akhir memanggil, menyeru.
Bila purnama usai, saksikan olehmu Delima: sungai-sungai yang mengalir ke utara bersenandungkan malam menyapa gulita. Air yang mengalir di sungai-sungai itu membawa serta beribu lampion yang masing-masing mendedahkan kisah tentang kekasihmu yang terus berkelana hingga akhir waktu. Lampion-lampion itu bercerita tentang kekasihmu yang luka perih tersuruk-suruk mengais makna dari galaksi ke galaksi, sambil mengenangkan wajahmu seindah bintang kejora, saat engkau tertawa bersama candamu yang renyah.
Delima. Tersenyumlah. Agar kekasihmu yang berkelana dari galaksi ke galaksi itu merasakan dengan kedalaman jiwa, bahwa masih ada cinta abadi di Planet Bumi, yaitu cintamu, cinta sejatimu. Tersenyumlah Delima. Tersenyumlah.
2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar