Puisi Karya
Anwari WMK
BATAS KACA
Setiap duduk di restoran
berwarna merah kuning
ia rapatkan tubuhnya
pada batas kaca
menatap pandang luar restoran
demi menyimak sosok manusia
berlalu lalang.
Hayat manusia di luar restoran
lantas ia rasakan sebagai
ensiklopedia hidup tak berbatas
Satu kali, ia menatap
wajah cerah perempuan muda
tertawa renyah sendirian
bicara melalui telepon genggam
ada makna tersembul di sana:
betapa indahnya hidup.
Pada detak waktu yang lain
ia menyimak gundah lelaki muda
menghibur perempuan kekasihnya
sementara sang kekasih
tersulut api amarah.
ada makna menyeruak di sana:
betapa hidup ini angkara murka
Pada putaran jam yang lain
ia menyaksikan
seorang bocah gendut
menangis meronta
meminta satu ihwal
pada ibundanya
tapi sang bunda berkata "tidak"
ada hakikat terbentang di sana:
Betapa hidup ini samsara.
Maka,
batas kaca itu transformator
untuk mampu paham manusia
dengan segenap
pernak dan perniknya
Besok atau lusa, ia ingin kembali
ke restoran warna merah kuning
dan kembali merapatkan tubuhnya
di batas kaca.
demi menangkap hakikat hidup
manusia
Februari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar