Puisi Karya
Anwari WMK
TANAH
dengan bibir tergetar
perempuan tua itu
tiada henti berkata-kata
tentang tanah yang telah
menyatu dengan peluh
“jangan pernah sejengkal pun mundur kalian”
begitu ucapnya kepada putera-puteranya
“hadapi mandor-mandor perusahaan itu
hadapi tentara-tentara itu
haram mereka rengkuh tanah ini
sebab ini tanah milik moyang kita
sejak kecil, kakiku telah tertancap
di tanah ini
begitu pun dengan kaki kalian
kita tak mengambil apa-apa
dan tak minta kepada siapa-siapa
kita hanya mau bertahan
menggenggam sisa-sisa kedaulatan”
empat anak lelaki perempuan tua itu
lalu bersiaga
bersama parang, pedang, dan kelewang
paham bakal kalah,
perlawanan musti tetap dilakukan
untuk sisa-sisa kedaulatan
untuk sekerat keadilan
bersama nanar mata memerah
saat hari mengetarkan itu
benar-benar datang
tentara bersekutu dengan
mandor-mandor perusahaan
empat lelaki itu pun lantas
membelah langit memekik kencang:
allahu akbar! allahu akbar!
kini, tanah tak hanya menyatu
dengan peluh
tapi juga menyatu dengan
darah yang tertumpah
menyatu dengan airmata
2011
Catatan:
Puisi ini ditulis untuk rakyat yang tanahnya dirampas.
Menyukai sangat pada puisi ini. Merasakan sangat derita seluruh rakyat yang tanahnya dirampas oleh para pemodal besar dgn menduiti para aparat jahat. Dengan puisi kita melawan dan berjuang. Salam !
BalasHapus