Puisi Karya
Anwari WMk
BADAI
Malam yang badai
Langit resah mengerang
Petir halilintar bersahutan
Seorang perempuan bertelanjang kaki
Bergegas-gegas di jalan setapak
Menuju punggung bukit
Hendak bertanya kepada
Bunga mawar merah
"Wahai bunga mawar merah"
Ucap perempuan itu, kemudian
"Katakan padaku kebenaran
Kabar tersiar
Tentang penyulam kata-kata
Kini sedang berkereta
Menuju kampung halamannya.
Katakan padaku
Wahai bunga mawar merah
Kabar tersiar itu benar adanya"
Mawar merah mengangguk
Lalu tersungging senyum
Perempuan itu kembali berucap:
"Kelak jika sekali lagi dalam perjumpaan
Kan kutatap kembali sinar matanya
Sebab dulu sinar mata itu
Memberiku keteguhan
Untuk percaya hidup ini bermakna
Meski di sekujur jiwaku
Telah lama tergores nasib
Bersama batin luka perih"
Belum tuntas perempuan itu
Berkata-kata
Dari arah timur,
Badai kian gemuruh, bergulung-gulung
Angin meraung-raung
Perempuan itu coba bertahan
Selamatkan jiwanya
Ia telungkupkan tubuh
Di atas hamparan rumput
Angin semakin meraung-raung. Mengamuk!
Malam yang badai sungguh kian badai
Esok hari, saat mentari lembut bersinar
Warga dusun heboh di punggung bukit
Seorang perempuan telah wafat
Tanpa pesan, tanpa wasiat
Hanya di tangannya, tergenggam mawar merah.
Saat sang penyulam kata-kata mendengar
Kabar duka itu
Ia menundukkan kepala
Lalu berjanji kepada langit biru
Mempersembahkan seluruh puisinya
Kepada perempuan yang wafat bersama
Bunga mawar merah itu.
April 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar