Sabtu, 06 Januari 2018

Puisi "MERAH MARON DARAH" | Karya Anwari WMK



MERAH MARON DARAH  

Malam ini aku datang
Bertamu pada diri sendiri
Aku tamu
Sekaligus tuan rumah

Kata aku tuan rumah:
“Silahkan bersua diri
Remah tertelikung fana
Serupa kapas tersapu angin”

Ucap aku sebagai tamu:
“Baiklah jika demikian
Mari mengenang ulang
Darah menetesi tanah luka”

Hanya sampai di situ
Tinta surut terhisap pena
Hamparan kertas compang-camping
Langit menggelegar perih

Lalu, angin bersunyi diam
Senja melorot terengah-engah
Burung-burung memperbalak dzikir
Menunggal alam semesta

Aku tuan rumah
Diam membisu
Aku tamu
Hilang kata-kata

Hanya sukma menggelut sendu
Mengenang merah maron darah
Menukik semesta kalbu makna
Darah . . . . . . . . . Karbala

(2018)

Anwari WMK

Jumat, 05 Januari 2018

Puisi "BARUS–BOSPORUS" | Karya Anwari WMK



BARUS–BOSPORUS

Lelaki itu menapak balada panjang
Meliku antara Barus–Bosporus
Jiwanya meremang sendu
Di antara pucuk-pucuk perdu

Dia mencatat segala ihwal
Alam merembang nyanyian
Angin merapal tarian
Manusia bertali kekang perbudakan

Pada tikungan jalan
Ke arah kiri
Dia jedah sejenah
Demi merapal semesta makna

Barus kian jauh di buritan
Bosporus berkelebat
Di hamparan mata sembab
Lelaki itu tumpah airmata

Saat tiba kembali
Di kampung halamannya
Lelaki itu berkawan selaksa diam
Batinnya membisu bersama tanya

Tiga bulan kemudian
Lelaki itu dipilih Tuhan
Memikul aras peradaban
Nabi akhir zaman

Bersama riak
Sekuntum puisi
Kini kusebut dia:
Khatamin Nabiyyin

(2018)

Anwari WMK

Puisi "MAKRIFAT KELAM" | Karya Anwari WMK



MAKRIFAT KELAM

Bila angin timur bersua
Membawa serta
Segantang kelam kenang
Bacalah dirimu sendiri

Engkau segera paham
Di zaman lampau silam
Engkaulah diriku
Dan dirikulah dirimu

Wahai bunga bakung di halaman
Terus bersenandunglah
Meski seloka selokan luka
Kian pedih terkulam lara 

(2018)

Anwari WMK

Puisi "BOLA MATAMU" | Karya Anwari WMK


BOLA MATAMU

kutanam kenang
elok semesta bunga
di bola matamu
bertahun-tahun lampau

engkau melupakannya
hingga getar penaku
terengkuh lunglai
pucat pasi

kini,
aku tertekuk runduk
rapuh di pengadilan
mahkamah puisi

(2018)

Anwari WMK

Puisi "HAYADA" | karya Anwari WMK


HAYADA

Bila senja tukas menderu
Kenang terhadap sayu
Indah bola matamu
Menggelayuti memoriku

Gurat merah maron senja itu,
Tonggak epitaf rindu
Meruyak sukma cintaku
Berkalang takdir sendu

Tuan Putri,
Di hamparan negeri ini
Aku masih bersama rinai
Berkumal gerimis hari

Ingin kurajut kembali
Elok pualam makna jiwa
Bersama kepak tarian kinri
Penyempurna tumpah airmata

Oh . . . . . . Hayada
Baladaku belum jua usai
Di pelataran negeri ini
Zyinsir . . .  Zyinsir . . .  Zyinsir

Ilanghiro, 23 Desember 2017
Anwari WMK