Selasa, 25 Maret 2014

Puisi "SANG NABI" | Karya Anwari WMK

SANG NABI

Saat Sang Nabi wafat
Lelaki itu berkata:
"Seandainya engkau tak menyuruh
Kami tabah dan sabar
Tentu kami telah membangun
Selaksa bendungan airmata
Sekiranya engkau tak mencegah
Kami meratap pilu
Maka pedih takkan pernah berakhir
Perih takkan pernah pudar"

Lelaki itu masih berkata:
"Tak ada lagi dialektika kenabian
Tak ada lagi wahyu
Tak ada lagi pesan-pesan langit
Segalanya usai, saat engkau wafat"

Lirih ucap kata lelaki itu
Endap dalam timbunan sejarah
Tapi pagi ini
Aku mendengarnya kembali
Tersenandungkan oleh tarian angin
Serta-merta wajahku terunduk
Runtuh airmata membasahi tanah
Airmata berbulir rindu
Rindu menatap wajah
Sang Nabi

(Maret 2014)

ANWARI WMK

Puisi "BINATANG" | Karya Anwari WMK

BINATANG

pada suatu siang, tercetus resolusi
dalam sidang umum
perserikatan binatang-binatang
tentang diri dan hayat manusia

berkatalah sekretaris jenderal
perserikatan binatang-binatang:
"kita selalu kalah, menghadapi manusia
sebab manusia adalah binatang
melebihi segala binatang
manusia musti menjadi binatang
agar mampu menundukkan binatang
dan mari kita simpulkan kini
bahwa manusia memang binatang
melampaui segala binatang"

esok harinya
koran-koran mengabarkan
resolusi sidang umum
perserikatan binatang-binatang
tertera dalam sebuah tajuk rencana:
"tak ada binatang membunuh binatang
atas dasar kesenangan
binatang membunuh binatang
atas dasar kebutuhan
tapi manusia membunuh sesamanya
atas dasar kesenangan
lalu sang pembunuh
dipuji sebagai pahlawan
namanya tertoreh abadi
dalam narasi-narasi sejarah
manusia adalah binatang
lebih bengis dari binatang"

tiba-tia dari kejauhan
terdengar ayat-ayat suci dilantunkan
manusia disebut insan ilahiah
tapi lebih memilih menjadi binatang

(2014)

ANWARI WMK

Sabtu, 08 Maret 2014

Puisi "DUNGU" | Karya Anwari WMK

DUNGU

Di ketinggian pucuk pohon
Burung rajawali tua
Bermatra nasehat
Kepada anaknya:

"Dua kelam bersemayam
Dalam jiwamu
Hingga dirimu ternobatkan
Menjadi rajadiraja dungu
Bila engkau lihai
Menjungkir balik kebenaran
Engkau kelam
Dalam kedunguan
Jika engkau pandai
Menyimpan pamrih
Berselubung keramahan
Engkau kelam dalam kedunguan
Maka, bebaskan jiwamu terbang
Tinggi menggapai langit
Cuci segala lumut
Merdeka dari kedunguan"

Dari bawah pohon
Aku terkesima takzim
Mendengar petuah Ilahiah
Burung rajawali tua itu
Lalu kugeledah jiwaku
Mungkinkah teronggok
Gumpalan-gumpalan hasrat
Menjungkir balik kebenaran
Pamrih berjubah keramahan
Aku kini ada tiada. Gontai
Mencari hamparan sajadah
Agar tetes airmata fana
Tidak tumpah sia-sia

(Maret 2014)

ANWARI WMK