Puisi Karya
Anwari WMK
BOCAH DAN SERULING
kemarin lalu
di sebuah dusun nan permai
seorang bocah lelaki
berseruling merdu
sembari duduk di atas
punggung kerbau
burung-burung saksi
betapa amatlah merdu
seruling itu
dalam tiupan sendu
bocah itu
sepekan kemudian
saat air tak bergelombang
bocah lelaki itu
berperahu di laut biru
lalu serta-merta,
matanya menatap
botol terapung lesu
tersumpal sumbat rapat-rapat
sontak, ia pungut itu botol
tanpa harap yang cemas
dalam botol itu, ternyata
bertapa sebuah gulungan kertas
batin bocah itu terpancing
mencerabut itu kertas
ia pun menatap
terperangah pada
kata-kata tertulis
di hamparan itu kertas:
"jangan kalian kira
seruling bernyanyi merdu.
sesungguhnya seruling
menangis pilu
sebab terpelanting dari
rumpun bambu asal muasalnya.
seruling adalah
sepotong bambu terbuang
tercerabut
dari himpunannya.
seruling dalam keabadian
tangis pilu.
sungguh congkak manusia
mengira seruling
tiada henti bernyanyi merdu"
demi membaca
kalimat-kalimat itu,
batin bocah lelaki itu
tergores sesal teramat dalam
ia tak ingin lagi meniup seruling
tak ingin.
tak.
2011
Catatan:
Puisi ini diilhami oleh karya-karya Jalaluddin Rumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar