Sabtu, 30 April 2011

Puisi "ANUGERAH" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

ANUGERAH

Setiap pagi datang
Kawanan burung bergegas terbang
Menjemput anugerah
Untuk hidup hari ini

Pada nyanyian burung-burung
Lalu terlantun lirik
Tentang kelapangan dada
Mengatasi beban kehidupan

Pohon-pohon terus berseru
Agar setiap selesai satu urusan
Segera tuntaskan urusan lain
Begitulah anugerah, begitulah.

Dan kawanan burung kini paham
Hanya kepada
Sang penguasa waktu
Harapan-harapan digantungkan

2011

Catatan:
Puisi ini diinspirasi oleh Al Qur'an, Surah Al-Insyirah.

Jumat, 29 April 2011

Puisi "JEJAK KAKIMU" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

JEJAK KAKIMU

Di punggung bukit ini
Masih tersisa jejak kakimu
Terukir pada lumpur
Telah mengering
Berkisah tentang cita
Penyelamatan anak negeri
Dari tirani kata dan pikiran

Lama kutatap jejak kakimu itu
Lekukan lumpur kering
Lalu kurasakan
Serupa bangunan sekolah
Batinku terengkuh sadar
Ihwal engkau
Kini guru
Di sebuah sudut Nusantara.

Mungkin ini kali terakhir
Kutatap jejak kakimu.
Tapi setelah ini
Keabadian doa
Terlantun untukmu
Semoga engkau mampu
Mendidik anak-anak negeri
Agar sepenuhnya merdeka
Dari belenggu
Detak terus berdetik
Penjajahan yang tak pernah
Tamat.

2011

Rabu, 27 April 2011

Puisi "LUSUH" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

LUSUH

Baju itu telah lama lusuh
Melekat pada badan yang juga
Kian lusuh
Hingga tengah hari itu
Saat santap siang di bawah
Bayangan pohon
Mereka telah berbilang tahun
Bergelut dalam lusuh

Hidup berjingkrak
Dari tahun ke tahun
Di tangan mereka itu pun
Jalan-jalan besar dihamparkan
Bangunan-bangunan gedung
Dijulang tinggikan
Dan panji-panji pembangunan
Terus dikibarkan
Tapi, mereka hanya paham
Merawat hidup hari ini
Agar tak tercekik kematian

Jauh dari kemeriahan pesta
Berdiri di tubir penderitaan
Hanya mampu rengkuh
Remah-remah pembangunan
Sebagian dari mereka
Telah lama lupa,
Menyebut dirinya
Rakyat Indonesia

Jakarta, 2011

Catatan:
Puisi ini ditulis untuk kuli-kuli bangunan.

Selasa, 26 April 2011

Puisi “TANAH” | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

TANAH

dengan bibir tergetar
perempuan tua itu
tiada henti berkata-kata
tentang tanah yang telah
menyatu dengan peluh

“jangan pernah sejengkal pun mundur kalian”
begitu ucapnya kepada putera-puteranya
“hadapi mandor-mandor perusahaan itu
hadapi tentara-tentara itu
haram mereka rengkuh tanah ini
sebab ini tanah milik moyang kita
sejak kecil, kakiku telah tertancap
di tanah ini
begitu pun dengan kaki kalian
kita tak mengambil apa-apa
dan tak minta kepada siapa-siapa
kita hanya mau bertahan
menggenggam sisa-sisa kedaulatan”

empat anak lelaki perempuan tua itu
lalu bersiaga
bersama parang, pedang, dan kelewang
paham bakal kalah,
perlawanan musti tetap dilakukan
untuk sisa-sisa kedaulatan
untuk sekerat keadilan

bersama nanar mata memerah
saat hari mengetarkan itu
benar-benar datang
tentara bersekutu dengan
mandor-mandor perusahaan
empat lelaki itu pun lantas
membelah langit memekik kencang:
allahu akbar! allahu akbar!

kini, tanah tak hanya menyatu
dengan peluh
tapi juga menyatu dengan
darah yang tertumpah
menyatu dengan airmata

2011

Catatan:
Puisi ini ditulis untuk rakyat yang tanahnya dirampas.

Puisi "LAGU KEABADIAN" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

LAGU KEABADIAN

Lagu keabadian itu
Senandungkan langkah-langkah sunyi
Bergema dari musim ke musim
Tersuarakan di sepanjang zaman

Pada malam-malam hening
Langkah-langkah sunyi itu
Serasa begitu dekat, dekat,
Sangat dekat,
Seirama detak jantung manusia

Saat nasib terombang-ambing
Samudera jiwa terkepung gulana
Langkah-langkah sunyi itu datang
Hingga setiap harap
Terajut menjadi senyuman

Kepada bunga bakung yang
Tumbuh di halaman
Mentari pagi pun bersaksi
Langkah-langkah sunyi itu penanda
Ihwal kehadiran Tuhan
Persis seperti nubuah para nabi
Tentang kuasa kerajaan langit

Maka, mentari pagi pun berpesan:
”Takzimilah langkah-langkah sunyi itu
Tundukkan jiwa batinmu
Memahamkan segenap makna
Senandung lagu keabadian”

2011

Senin, 25 April 2011

Puisi "MUSA DAN MERRIS" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

MUSA DAN MERRIS

Isteri Fir'aun itu bernama Merris
Pelindung sejati Musa
Sejak bayi Musa ditemukan
Mengambang dalam keranjang
Terhanyut di atas bentangan
Sungai Nil

Berpuluh tahun kemudian
Sebelum pergi jauh membelah
Lautan Merah
Musa datang menghadap Merris
Untuk kali terakhir yang penghabisan

Maka, dengan berlinang airmata
Merris pun berkata:

"Meski engkau anak pungut
Kusayangi dirimu sebagai
Anak kandungku
Kucintai dirimu serupa anak kandungku
Duka pada dirimu, tertoreh abadi
Dalam jiwa batinku perih
Aku menangisi ketiadaanmu di sisiku
Tanyakan pada Tuhanmu, anakku
Apakah setelah membelah
Lautan Merah itu
Engkau dilarang menjumpai aku
Ibumu.
Ibumu."

Mendengar semua itu,
Musa tak mampu berkata apa-apa
Lidahnya kelu, dan matanya mulai
Sembab berkaca-kaca
Jiwa batinnya tergetar oleh
Untaian sukma cinta tiada tara
Ingin ia peluk ibundanya itu
Tapi titah langit meniscayakan Musa
Segera bergegas menuju Lautan Merah

Merris lalu menatap Musa
Merundukkan wajah
Berjalan mundur pelan-pelan
Menjauh dari istana Fir'aun
Menjauh dan terus menjauh
Hingga sang putra terkasih itu
Hilang dari pandangan

Sejak saat itu,
Merris senandungkan
Tembang keabadian rindu
Kepada putra terkasihnya itu.
Musa.

2011

Minggu, 24 April 2011

Puisi "PERMAINAN" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

PERMAINAN

ada pesona pada permainan
tapi untuk siapa itu pesona?
untuk pemain?
ataukah
untuk peristiwa?

pesona
tak pernah untuk pemain
juga tak untuk peristiwa
pesona
untuk pemain yang lebur
ke dalam peristiwa

ada pesona dalam permainan
jika ego telah ditanggalkan
bila peristiwa
memanusiakan manusia

dunia berhenti bermain
jika ego dipertuhankan
bila peristiwa menjadi tiran
lalu, segenap permainan
kehilangan pesonanya
punah keindahannya

dan sungguh,
baik di timur atau barat
dunia kini berputar pusar
tanpa permainan

pada jiwa batin manusia pun
terhampar padang tandus
luas, kian meluas
terus meluas.
hingga sisa empun pagi pun
pada tetes yang penghabisan

2011

Sabtu, 23 April 2011

Puisi “SELAMAT JALAN PENYAIR” | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

SELAMAT JALAN PENYAIR

Seorang penyair wafat
Dikelilingi kertas-kertas berserakan
Pada setiap kertas itu tertoreh
Berbait-bait puisi

Kini, kertas-kertas itu
Meneteskan airmata duka
Mengiringi kepergian sang penyair
Selamanya.

Kertas-kertas berserakan itu pun
Serempak berkata-kata:

“Selamat jalan penyair
Akan kami rawat rindu kepadamu
Masing-masing kami sebagai kertas
Harus terbang ke berbagai penjuru
Agar puisi-puisi yang engkau torehkan
Digdaya mengembalikan manusia
Kepada manusiaannya yang hakiki
Selamat jalan penyair.
Akan terus kami dekap
Rindu kepadamu
Selamat jalan.
Selamat jalan”

Tiba-tiba matahari tertegun
Angin berhenti bertiup
Alam memberi penghormatan terakhir
Kepada penyair itu.

Pada sebuah kapal,
Sambil meneteskan airmata
Seorang muda usia berkata:
“Akulah penerusmu penyair
Akulah penerusmu”

2011

Jumat, 22 April 2011

Puisi "PESAN LANGIT" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

PESAN LANGIT

telah berbilang tahun
lelaki itu mengais kehidupan
di pinggiran jalan ramai
hingga di suatu kemarau
melihat bayangan mengejar sinar
hujan pun datang mengusir panas

hujan kian deras, tumpahkan dendam
kepada kemarau panjang
tiba-tiba seorang tua berdiri di hadapan
lelaki pengais kehidupan pinggiran jalan
lalu orang tua itu berucap kata:

"kubawa pesan dari langit
kabar keagungan manusia
karena telah merawat hatinya
agar tak tergerus
kemarau panjang kehidupan.
katakan kepada setiap manusia
pencari dan pemburu cahaya
agar saksama merawat hatinya"

lelaki pengais kehidupan
pinggiran jalan itu
coba mencerna segenap
pesan dari langit.
hujan tiba-tiba reda
dan orang tua itu
sontak lenyap
entah ke mana.

2011

Puisi "HATI" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

HATI

Pada setiap hati terbingkai pintu
Sang manusia bebas masuk
Ke dalam pelataran hati
Melalui pintu itu
Lalu membincangkan segenap ihwal
Bersama kebeningan nurani

Tapi tak setiap manusia
Rela bersua nurani di dalam hati
Hati itu pun terkunci pintunya
Oleh segel gembok keabadiaan

Jiwa manusia pun lara
Menggeletak retak kenangan pahit
Jiwa manusia lara
Berserakan di debu-debu penderitaan

Jiwa lara manusia itu pun
Bergaung dari bintang ke bintang
Hingga semesta galaksi berubah
Menjadi bentangan penderitaan

Tuhan menatap dengan tajam
Drama langit dan drama bumi
Tak ada bedanya.
Sama saja.

2011

Puisi "BERLAYAR" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

BERLAYAR

duduk di atas bukit
dua manusia menengadah langit
mereka lalu mengucapkan keinginan
agar tuhan turun bersua
tiba-tiba, yang datang ke atas bukit
kilat menyambar-nyambar
dan angin sepoi musim kemarau

turun dari atas bukit
dua manusia itu terpilin rasa
hati teraduk kerinduan kepada tuhan
"jangan ada kerinduan sia-sia"
kata salah seorang dari mereka
"maka mari berlayar"
kata yang lain
"memulai ziarah
menuju negeri tak berwujud,
negeri tak berbatas"

dua manusia itu pun mulai berlayar
bersama hari-hari kian sunyi
rindu bergelora, menjumpa tuhan
hingga tiba di tepian cahaya memudar
cahaya matahari yang penghabisan

2011

Puisi "BUNGA PADA KUIL" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

BUNGA PADA KUIL

Pada sebuah kuil
Seseorang membawa sekeranjang
Bunga persembahan.
Berjam-jam ia berdoa
Bersama harap yang membuncah
Agar yang Maha Agung
Berkenan datang

Malang bagi pendoa itu
Orang-orang yang datang dan pergi
Di kuil itu
Memunguti satu per satu
Bunga dalam keranjang
Hingga kemudian tak ada sisa
Keranjang kosong dari
Bunga-bunga persembahan

Pendoa itu kemudian berkata:
"Wahai yang Maha Agung
Kini aku tak memiliki
Sekeranjang bunga persembahan
Bahkan sekuntum pun tak
Senandung rinduku padaMu
Kulantunkan kini secara apa adanya
Tanpa bunga-bunga"

Yang Maha Agung lantas menjawab:
"Kuterima kebersahajaan cintamu.
Cinta yang tak membutuhkan rayuan
Dengan sekeranjang bunga-bunga"

2011

Puisi "OPIUM" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

OPIUM

Sekelompok orang berjalan berdegap
Sebentar membusungkan dada
Setelah itu lunglai letih jiwa

Sekelompok orang itu tersentak
Antara gempita dan putus asa
Di pundak mereka terpanggul
Gelar-gelar akademik

Sukma mereka tumpul
Gagal suburkan pohon-pohon ilmu
Terbelenggu pasung fatamorgana
Hanya mampu memuja tanda
Dan lalu,
Mabuk abadi di lubang hitam
Opium gelar-gelar akademik

Begitulah,
Bertahun-tahun.
Beropium-opium.

April 2011

Kamis, 21 April 2011

Puisi "TIDUR" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

TIDUR

sebuah bangsa tidur
dan tertidur
dari abad ke abad
saat bangsa asing
datang menista
bangsa itu telah tertidur
saat proklamasi kemerdekaan
terkumandangkan
bangsa itu
masih jua tertidur

kini,
hati bangsa itu
mulai keropos
bangsa itu sedang
berhitung mundur
kehilangan hatinya

hanya kepak sayap
burung garuda
masih senandungkan harap
bangsa itu terjaga
dari tidur panjangnya

April 2011

Puisi "LELAKI" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

LELAKI

lelaki itu bermata cuaca
alis matanya adalah busur panah
tatapan matanya adalah anak panah
saat matanya berkedip,
sontak cuaca berubah

puak-puak manusia merindu lelaki itu
memanggul senjata ke medan laga
menggenggam tongkat komando
panglima perang.
tetapi, lelaki itu berkata:

"hatiku, sukma segala sukma
hatiku, guru segala guru"

April 2011

Puisi "WAFAT" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

WAFAT

telah wafaat
dan telah dikuburkan
secarik kertas
tempat dulu tertorehkan
puisi meneteskan airmata

para pelayat lantunkan doa
semoga secarik kertas itu
damai dalam kuburnya
sepotong pena berseru:
amien!

2011

Selasa, 19 April 2011

Puisi "BOCAH KEMBAR" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

BOCAH KEMBAR

di bawah langit,
mendung bergelayut
tiga bocah kembar
masih berlarian
di halaman

bersama tawa renyah
mereka berlomba menggapai
bunga mawar merah
di pucuk-pucuk tinggi

tiba-tiba,
lelaki paruh baya
datang setengah berlarian
"awas durinya"
ucap lelaki itu
"biar ayah pungutkan
untuk kalian,
sekuntum demi sekuntum"

tiga bocah kembar itu
lalu serempak bersorak:
"horeeee...."

mendung masih
berarak di bawah langit
tapi tiga bocah kembar itu
bergumul bahagia
bersama mawar merah
sekuntum demi sekuntum
dalam genggaman

pada peristiwa sederhana itu
seorang pujangga saksi
dan serta-merta dari mulutnya
terlontar ucap kata:
subhanallah.

Ciganjur, April 2011

Puisi "ANGGUR ROHANI" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

ANGGUR ROHANI

di zaman purba
bibir bersambut kendi
di zaman mutakhir
bibir bersambut cangkir

tapi kendi dan cangkir
tak sepenuhnya mampu
menampung anggur rohani
bahkan menampik
anggur rohani

hanya dalam rindu
tertuang anggur rohani
bibir pun
tak bersentuh
anggur rohani

tanpa energi rohani
dunia lalu berpusar,
sangat letih
sangat fana

festival-festival pun
diselenggarakan hanya
untuk merayakan
dunia yang letih
dunia yang fana

April 2011


Puisi "SUNGAI AIRMATA" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

SUNGAI AIRMATA

sungai-sungai anggur mengalir
di seantero pelosok negeri
dan negeri itu pun
kesohor sebagai
sepotong surga di muka bumi

tapi, duka bertahta
di atas nestapa
para pemimpin politik
menyulap sungai-sungai anggur
di negeri itu
menjadi sungai airmata

dan sungai airmata itu
berhulu di lubuk-lubuk
penderitaan rakyat.

sungai-sungai anggur pun
terabadikan semata
sebagai
narasi-narasi purba

April 2011

Puisi "PURNAMA PUCAT PASI" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

PURNAMA PUCAT PASI

purnama pucat pasi
memandang sekawanan ayam
bertahan hingga larut malam
demi menatap seorang penyair
menulis berbait-bait puisi
di pinggiran kali

dengan suara lirih,
berkata purnama pucat pasi:
"ayam saja jatuh cinta
kepada puisi
mengapa banyak manusia
benci dan menampik puisi"

usai berkata-kata seperti itu,
purnama kian pucat pasi

April 2011

Senin, 18 April 2011

Puisi “ISYARAT” | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

ISYARAT

hujan yang rintik
di sekujur hari
isyarat samar-samar
tentang akhir
hati yang gersang

tapi kaki langit hilang
tertelan selubung
rintik yang merintik

lalu
kita sepenuhnya paham
alam adalah
panggung pertunjukan
pusar kedigdayaan kuasa
di luar kehendak manusia

ooh hujan yang rintik
masih jua engkau isyarat
dan akan terus
hadir sebagai isyarat
hingga berjuta tahun lagi

April 2011



Puisi "ENGKAU DATANG" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

ENGKAU DATANG

Engkau selalu datang
menjawab segenap harap
dan rindu yang membuncah
tapi saat tersadar
Engkau sungguh-sungguh datang
kami justru menutup wajah
seperti gadis miskin
malu-malu ditemui
seorang pangeran

kami pun meminta
rahmat yang terbatas
lupa segenap hakikat, tentang
Engkau maha tak terbatas

April 2011

Minggu, 17 April 2011

Puisi “LANGIT MEMBUNGKUK” | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

LANGIT MEMBUNGKUK

langit membungkuk
bertanya kepada seorang tua
bagaimana caranya
agar awan hitam tak berarak
di atas ketinggian
sebuah negeri

orang tua itu lalu menjawab:
“pupus segala kemunafikan
yang terus bergemuruh di
pelataran hati pemimpin negeri”

sekali lagi,
langit membungkuk
berucap terima kasih

tak lama kemudian
orang tua itu berteduh
di bawah pohon besar
saat geremis sontak datang
raja iblis mengerahkan halilintar
lelaki tua itu pun tersambar petir
terbakar dalam ajal
bersama pohon yang menghangus

ucap raja iblis:
“jangan pernah mengusik
kemunafikan pemimpinan negeri
dengan kemunafikan
mereka sekutu kami”

April 2011

Puisi “HIRUK PIKUK” | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

HIRUK PIKUK

dunia hiruk pikuk
senandungkan nyanyian globalisasi
dari segala penjuru,
keriuhan datang menyerbu
ketenangan, kesunyian, kedamaian,
terporak porandakan

sekeping demi sekeping
hati mengeras mengering

lalu sebagian dari hati itu
mendekam membisu
di pojokan-pojokan sejarah
akal lalu digairahkan
bergumul debu-debu khayalan

sebagian lain dari hati itu
membungkam diam
segala hiruk pikuk
berderap ke depan bersama
kibaran panji-panji perlawanan
kita pun lantas tersentak
oleh terorisme dan
ledakan bom

dunia hiruk pikuk
melantunkan kidung globalisasi
dari segala penjuru,
keriuhan datang menyerbu

kita pun terpelanting antara
membisu di pojokan sejarah
atau
mengepalkan tangan perlawanan

2011

Puisi “BADAI MERINDU” | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

BADAI MERINDU

badai itu datang
bersama perih pedih
damai lari tunggang langgang
badai telah
mengoyak, mengiris
damai

tapi,
serangga renik
memberi pekabaran
tentang badai
luruh dalam damai
menggapai akhir
dalam damai
badai merindu
merindu damai

sungguh, selalu.
badai dalam damai
tak ada damai tak membadai

2011

Puisi “KEPALSUAN” | Karya Anwar WMK

Puisi Karya
Anwar WMK

KEPALSUAN

Pada setiap malam yang kelam
Pada relung-relung gelap malam
Tersembunyi kemurungan manusia
Jiwa terlecut segera
Bersua siang penuh cahaya

Jam-jam dinding terus berdetak
Sekadar penegasan, semata penanda
Malam dihalau bergegas oleh
Episode baru
Perburuan menggapai siang
Pergumulan merengkuh benderang

Maka,
Obsesi itu tak pernah pudar
Malam musti segera berlalu
Untuk siang yang ditunggu

Kepalsuan terus membahana
Bersama lecutan obsesi
Mengusir malam dengan siang
Padahal,
Dari zaman ke zaman,
Gairah debu tanah masih terus
Membadai kacaukan manusia
Sepanjang siang, sepanjang malam

Dalam gelap malam
Pada benderang siang
Manusia masih jua
Debu tanah
Belum jua mampu menggapai
Cahaya maha cahaya
Manusia masih
Terpasung kepalsuan
Bercahaya dalam seakan
Dalam umpama.

April 2011

Puisi "SEMUT-SEMUT" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

SEMUT-SEMUT

dari banyuwangi
perempuan itu membawa
berikat-ikat rambutan.
sesampainya di jakarta
rambutan itu dibagi habis
kepada banyak orang

sekawanan semut,
terbawa serta di antara
buah rambutan
dan kebingungan
sesampainya di jakarta
semut-semut itu
tak tahu arah mata angin
tapi sangatlah paham
jakarta panas sumpek
juga merasakan
atmosfer jakarta yang buas
penghuninya kaum karnivora

semut-semut itu ingin
kembali ke tempat asalnya
tapi tak tahu
bagaimana caranya

April 2011

Puisi "KAKI" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

KAKI

Semula,
engkau belajar menginjak bumi

Setelah itu,
engkau berjalan di muka bumi

Kemudian,
dengan kemudi akal,
engkau melangkah menuju
sudut-sudut dunia

Akhirnya,
engkau melangkah tanpa kemudi
di semesta langit makrifat
bersama hakikat yang maha hakikat

April 2011

Puisi "PENA PENYAIR" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

PENA PENYAIR

dunia berselubung kotor
memaksa angin
berhenti mendesau
memaksa burung-burung
berhenti berkicau
di podium-podium politik
kehendak dan kata-kata
tertahbiskan sebagai bolduser
kian remuk redamkan dunia
dalam kubangan
tersangatkan kotor

tapi, di ujung pena penyair
dunia niscaya dibersihkan
di ujung pena penyair,
musti tergores
hikmah dan harapan
agar dunia pulang kembali
menuju kemurniannya yang azali

wahai penyair,
rawat kebeningan nurani
pena kalian
agar dunia tak kian
compang camping.

2011

Sabtu, 16 April 2011

Puisi “PINGGIRAN JALAN” | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

PINGGIRAN JALAN

seorang lelaki berdiri di
pinggiran jalan
saat menyaksikan seorang tua
tertatih-tatih
berjalan menuju kepadanya
lelaki itu mengira,
akan ada tanya dari seorang tua
ihwal arah jalan dan jurusan

orang tua tertatih-tatih itu pun
memang lontarkan kalimat tanya
tapi bukan tentang jalan dan jurusan.
orang tua itu bertanya:

“dari mana asal segenap hakikat
dalam diri engkau
dan kemana segenap hakikat
dalam diri engkau berlalu
bersama waktu,
jika engkau gagap tak mampu
menjawab pertanyaan ini
engkau belum jua manusia
engkau sekadar mahluk bernyawa
cumalah binatang yang berakal
engkau belum jua manusia
belum”

di pinggiran jalan itu
lelaki itu
sungguh terperangah.
belum pernah sebelumnya
ia bersua seorang tua
dengan membuhul pertanyaan
aneh berlumur janggal

dan lelaki yang berdiri
di pinggiran jalan itu, tiba-tiba
mulai sanksi pada dirinya.
benarkah dirinya manusia
atau belum manusia

ingin ia balik bertanya
ihwal makrifat manusia
kepada orang tua itu
tapi orang tua itu telah
berlalu entah kemana

April 2011

Jumat, 15 April 2011

Puisi “AKHIR PERJALANAN” | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

AKHIR PERJALANAN

berdiri di tonggak waktu
akhir perjalanan
pada segenap arah mata angin
lorong-lorong buntu
tak ada lagi saat, merajut kebajikan
inilah fase penghabisan
hidup lantas sekadar arkeologi
masa nan lampau

tapi seperti dinubuahkan langit
hayat terus berlanjut
perjalanan lalu menuju
ke haribaan diri yang sendiri
perjalanan yang sungguh sunyi

di ujung akhir perjalanan
segenap makrifat tersingkap.
dalam diri ternyata
terbentang lorong panjang
tanpa akhir, tanpa permulaan
pada lorong itu,
perjalanan menghentak
di luar daging, di luar kata-kata

tuhan masih berkehendak
meski manusia tuntas
berdiri di tonggak waktu
akhir perjalanan

bertahta di atas angin
roh manusia lalu
melompat bebas
dari galaksi ke galaksi

2011

Puisi “TENGAH MALAM” | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

TENGAH MALAM

lewat tengah malam
pohon-pohon rebah di
pinggiran jalan
seorang lelaki melintasi
jalanan itu
pohon-pohon takzim
memberinya hormat

kawanan burung malam
saling bersahut kalam
menjelaskan siapa dia
lewat tengah malam
di jalanan itu.

kata seekor burung malam:
lelaki itu baru saja datang
dari langit
membawa kabar tentang
manusia yang fana
tapi abadi bersama
karya-karya

burung malam lain pun
berkata:
jika demikian halnya
dorong manusia,
sepanjang hayat
tiada henti bergumul
melahirkan karya-karya.
katakan juga pada manusia
sia-sia hidup ini
jika tak pernah mampu
melahirkan karya-karya

sungguh,
burung malam riuh
saling bersahutan
berucap kalam
ihwal seorang lelaki
baru datang dari langit
pohon-pohon rebah
lewat tengah malam itu

April 2011

Kamis, 14 April 2011

Puisi “DOA KITA” | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

DOA KITA

doa kita
menembus pelataran hati
mencerabut akar kekikiran
jiwa

doa kita
mengikhlaskan kegembiraan
meringankan kedukaan

doa kita
membentuk kekuatan
cinta dan pelayanan

doa kita
tak memungkiri kemiskinan
tak bertekuk lutut pada
kuasa angkara murka

doa kita
mengangkat tinggi akal
melampauai segala sia-sia

doa kita
memasrahkan segenap diri
pada kehendak yang ilahi

April 2011

Puisi “DUNIA INI” | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

DUNIA INI

kata-kata lahir dari
rahim-rahim kebenaran
ikhtiar-ikhtiar membentangkan
kesempurnaan
kebeningan akal berjalan
menuju samudera hikmah
pikiran dituntun maju
menggapai kebermaknaan
tindakan

begitulah dunia ini
namun kini terpecah
menjadi kepingan retak oleh
kedunguan jiwa para pemimpin
bertahta di istana-istana
kesadaran sempit

dunia ini, lalu
bukan dunia ini

April 2011

Puisi “CINTA” | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

CINTA

jika seorang manusia
mencintaimu,
maka ia menjaga
keamanan dirimu

jika tuhan
mencintaimu,
maka ia perlihatkan
jalan terang pembebasan
kepada dirimu

cinta manusia kepadamu
membelenggu
cinta tuhan kepadamu
membebaskan

cinta dalam keberlanjutan
tarik-menarik antara
belenggu dan kebebasan

April 2011

Puisi “PENGORBANAN” | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

PENGORBANAN

di tengah kawanan binatang buas,
seekor kelinci menari
agar dirinya tak dimangsa
agar dikira memberi penghiburan

gerombolan binatang buas itu
terperangah takjub
menatap pesona
betapa indah tarian
sang kelinci

lantas,
gerombolan binatang pemangsa itu
mabuk kepayang, hilang jati diri
gigi dan kuku, sontak majal
mereka kini predator tumpul
berkurban demi merengkuh
keindahan tarian

padahal agar terselamatkan,
kelinci menari tiada akhir
tiada pernah henti
hingga compang luruh jati diri
camping tergerus segenap eksistensi
pada nokhtah pendulum yang lain
sang kelinci pun korban

maka, inilah adanya
pada pelataran panggung kehidupan
semua aktor hanyalah pecundang
sebab pemenangnya adalah
sang penguasa waktu

April 2011

Rabu, 13 April 2011

Puisi "ULAT BULU" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

ULAT BULU

Langit runtuh
Tak kuasa terkoyak gelisah
Kuasa politik sesak basa-basi
Langit resah
Menatap pemimpin negeri
Berlepotan
Gincu kemunafikan

Tiba-tiba,
Menatap langit runtuh itu,
Bangsa ulat bulu marah
Mereka gusar
Mangapa langit diruntuhkan

Lalu,
Raja diraja ulat bulu
Kerahkan rakyat ulat bulu
Unjuk kuasa di pohon-pohon

Dan seperti biasanya
Juru warta sibuk
Menjahit nubuah
Entah untuk siapa

Secuil demi secuil
Geografi Nusantara
Dalam kepungan serbuan
Ulat bulu

Dan pemimpin negeri
Masih jua seperti kemarin dulu
Sibuk berganti gincu

April 2011



Puisi "PENJARA" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

PENJARA

seekor merpati jantan
berkata:
"jangan sampai kita
meniru tabiat manusia
rela terkekang
penjara harta"

seekor merpati betina
menjawab:
"karena penjara itu
manusia hilang
kemanusiannya
lebih binatang dari
binatang"

seekor kuda mendengar
percakapan
sepasang merpati itu
akhirnya paham
mengapa tiada henti
manusia
membawa bangsa kuda
ke medan-medan perang

Jakarta, April 2011

Selasa, 12 April 2011

Puisi “BAYANGMU” | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

BAYANGMU

Engkau takkan pernah mampu
Lari dari bayangmu
Engkau takkan pernah mungkin
Melompat menjauh dari bayangmu
Tak mampu engkau berontak
Melawan bayangmu

Saat engkau bergerak ke samping
Bayangmu bergerak ke samping
Saat engkau beringsut ke belakang
Bayangmu beringsut ke belakang
Saat engkau merangsak ke depan
Bayangmu merangsak ke depan

Kau mungkin berkata:
Dirimu bukan bayangmu, dan
Bayangmu bukan dirimu
Tapi engkau tiada daya
Melepas pisahkan dirimu dengan
Bayangmu

Setiap kebaikan terpatri dalam dirimu
Tertandingi oleh bayang kebaikanmu
Setiap kejahatan teronggok dalam dirimu
Bersanding dengan bayang kejahatanmu
Maka, dalam dirimu itu
Kebaikan tak seluruhnya baik
Kejahatan tak sepenuhnya jahat
Ada jahat dalam baik
Ada baik dalam jahat

Semua itu hanyalah secuil bukti
Bahwa engkau memang tercipta dari
Debu tanah. Ringkih.
Terpedaya bayang-bayang.

2011

Senin, 11 April 2011

Puisi “DUA TONGGAK CINTA” | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

DUA TONGGAK CINTA

Berdiri di antara pilihan bebas
manusia penentu antara
penyatuan atau keterpisahan
dua tonggak cinta

Bila memilih penyatuan
cinta manusia kepada kehidupan
adalah prolog menggapai cinta Tuhan
manusia dalam keutuhan makna
untuk dua tonggak cinta

Bila memilih keterpisahan
cinta manusia kepada kehidupan
adalah negasi terhadap cinta Tuhan
manusia dalam compang-camping makna
untuk dua tonggak cinta

Dan kata Tuhan:
“Manusia bebas memilih
bebas. bebas. bebas memilih.
dan pula,
manusia bebas menyesal
menjelang tiba ajal”

April 2011

Catatan:
Puisi ini diilhami oleh Al Qur’an, surah Ali ‘Imran, ayat 14.

Puisi “KHIANAT CINTA” | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

KHIANAT CINTA

di atas bukit hijau
kesejatian cinta terkhianati
oleh keyakinan dan kata-kata
tuhan resah melalui firmannya

di atas bukit hijau itu
manusia berhimpun
menyatakan cintanya
kepada tuhan maha kuasa
doa-doa bersama dipanjatkan
sebagai elegi cinta tiada tara

tapi hati setiap manusia
di atas bukit hijau itu
terbuai cinta membara
untuk ego harta kuasa

tuhan resah melalui firmannya
cinta manusia terbelah mendua
dan nama tuhan disebut
sekadar gincu basa-basi

April 2011

Catatan:
Puisi ini diilhami oleh Al Qur’an, surah Al Baqarah ayat 165.

Puisi “DINDING LANGIT” | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

DINDING LANGIT

Sekelompok orang membangun dinding
Segenap keyakinan dihimpun kerahkan
Menjadi ideologi perkawanan
Mereka membentak, menghardik kiri kanan
Segala wajah bukan pembangun dinding

Dinding itu lalu meninggi
Tinggi. Tinggi. Terus meninggi.
Terus meninggi. Terus. Terus meninggi.
Hingga kemudian dinding itu
Menyentuh langit, menggapai langit

Para pembangun dinding, lalu
Merayakan segenap pencapaian
Seorang dipanggil pemimpin
Lantas berkata:
“Hari ini telah disempurnakan
Bangunan dinding menyentuh langit
Mulai esok jelas sudah
Siapa kawan, siapa lawan
Kita musti tipu daya mereka
Dengan mengatasnamakan Tuhan
Sebut saja dinding langit itu
Telah sudah menyentuh Tuhan
Dengan dinding langit
Kita pupuk pohon-pohon kekuasaan
Dengan dinding langit
Kita petik buah-buah dari
Pohon-pohon kekuasaan”

Sekawanan burung elang bingung masgul
Menatap dinding langit kebuasan
Atas nama Tuhan, manusia memangsa
Sesamanya.

April 2011

Puisi “TARIAN MANUSIA” | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

TARIAN MANUSIA

Kala kesengsaraan mengetuk pintu
Perjumpaan cinta melintasi
Gelap-gelap malam
Malam sehitam batu kelam
Manusia lalu berseru
Di mana cahaya maha cahaya

Seperti repetisi dalam doa-doa
Kebebasan adalah apa yang didamba
Bukan apa yang direngkuh
Manusia lantas paham dua soal
# Kekayaan jiwa tak terhingga
# Selubung debu kematian

Dan manusia sesungguhnya
Menari di antara
Jiwa yang hidup, dan
Kematian yang mendebu

Ooh manusia,
Engkau dalam fana yang abadi
Engkau dalam abadi yang fana

April 2011

Sabtu, 09 April 2011

Puisi “TIDURMU” | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

TIDURMU

Tidurmu pertanda
Engkau layu dalam buaian takdir

Saat terang cahaya
Pada siang penuh benderang
Engkau raja kehidupan
Bermahkotakan kekuasaan
Engkau genggam segala titah
Dan juga pemilik sumpah serapah

Ternyata, tidur mendedah titik jedah
Untuk perkasanmu yang dietalasekan
Engkau layu dalam nyanyian alam
Berselubung pekat malam

Sudah tiba saatnya
Ciptakan rumah peradaban
Dalam tidurmu yang layu
Agar kelak saat terjaga
Rumah peradaban itu hadir
# Mendarah.
# Mendaging.

April 2011