Kamis, 07 April 2011

Puisi "BAHTERA NUH" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

BAHTERA NUH

bahtera kini teronggok di puncak gunung. kerja berbulan-bulan usai sudah. kini waktu dalam hitungan mundur hingga kemudian banjir bah benar-benar datang menerjang, menenggelamkan segalanya. bahkan tanpa ampun, puncak-puncak gunung bakal tenggelam. demi menatap bahtera usai dibuat, Nabi Nuh tersenyum. janjinya kepada Tuhan, bakal ia tunaikan. sepasang demi sepasang, binatang dari berbagai macam kelas ordo familia, ia selamatkan melalui bahtera itu. binatang-binatang itulah kelak melanjutkan keturunan melengkapi kehidupan planet bumi.

terbersit keyakinan dalam hati sanubari Nabi Nuh, kehidupan bakal berlanjut, setelah banjir bah berlalu bersama waktu.

beberapa gelintir manusia diselamatkan adalah mereka dengan jiwa terukir nubuah: banjir pasti datang demi membersihkan bumi dari para begundal. mereka yang kelak mati terbenam banjir bah adalah sekawanan penyamun tiada henti bersulang dahaga penghancuran planet bumi. mereka yang kelak tak terangkut bahtera Nuh adalah sosok yang begitu gemar mengotori tangan mereka sendiri dengan najis batin kebudayaan. hanya manusia dengan batin nubuah, hadir bersama dalam bahtera Nuh.

ketika banjir bah mulai menyentuh kaki gunung, Nabi Nuh berpidato di atas ketinggian bahtera. orang-orang yang bersamanya takzim mendengar setiap ucap kata Nuh.

"tahukah kalian, mengapa kehidupan musti diselamatkan dari banjir besar. air bah ini membawa pesan kemurkaan Tuhan. cukup sudah drama penistaan di muka bumi. setiap aktor sutradara penista bumi kini berada dalam pusaran takdir: punah oleh rengkuh keperkasaan air bah. dan tahukah kalian, mengapa kehidupan harus dibangun kembali setelah air bah surut bersama waktu. bumi dibangun kembali, dirawat kembali, sebagai keniscayaan. sebab setelah zaman ini tertoreh dalam narasi sejarah dan dibaca umat manusia dari generasi ke generasi, kelak di suatu zaman akan lahir sebuah negeri bernama indonesia. ya sebuah negeri bernama indonesia."

tiba-tiba seorang pengikut Nabi Nuh berdiri mengacungkan tangan, dan bertanya: "wahai Nabi Nuh, apa yang engkau maksudkan tentang indonesia? apa itu indonesia?"

maka, Nabi Nuh pun menjawab: "indonesia negeri nan indah. tanahnya subur, sehingga setiap jenis bunga berdoa kepada Tuhan agar tumbuh di atas bentangan alam indonesia. begitu eloknya negeri itu, hingga kelak para penyair menjulukinya sebagai sepotong surga yang diletakkan Tuhan di muka bumi. bahteta ini dibuat agar manusia tidak punah, dan manusia itu pula kelak beribu-ribu tahun kemudian menjadi saksi adanya sebuah negeri nan elok permai bernama indonesia."

sekali pun banjir kian merayap mendekati puncak gunung dan sebentar lagi bahteta mengapung di atas air, para pengikut Nabi Nuh tersenyum bahagia. sebab nubuah tentang sebuah negeri bernama indonesia yang akan muncul beberapa ribu tahun mendatang telah mencetuskan semburat harapan bahagia. banjir bah ini lalu dimengerti sebagai episode dalam sejarah manusia. sebab ras manusia akan menemukan kemuliaan kelak di sebuah negeri bernama indonesia. di tengah senyum yang merekah, seorang tua berucap dengan nada lantang:

"wahai Nabi Nuh, marilah di atas bahtera ini kita berdoa. semoga di negeri nan elok yang kelak bernama indonesia itu tak ada koruptor, tak ada pemimpin pesolek, tak ada mafia hukum, tak ada mafia perpajakan, tak ada birokrat bengis, tak ada ilmuwan tumpul gagap meneliti, tak ada politikus bermental buruk, tak ada kapitalisme semu, tak ada sinetron brengsek, tak ada agamawan munafik."

demi memenuhi permintaan bapak tua itu, Nabi Nuh pun mengangkat tangan dan lantas berdoa. seluruh pengikutnya berucap: amin, amin, amin..... bersamaan dengan itu, bahtera Nuh mulai terapung, terus dan terus terapung, di atas bentangan air bah.

Jakarta, menjelang 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar