Puisi Karya
Anwari WMK
REMBULAN MENANGIS
Rembulan menangis
Airmatanya menetes retas
Di hamparan-hamparan batu.
Batu pecah berkeping
Pekik retak teramat sangat
Serupa gelas-gelas kaca
Jatuh terhempas pelataran lantai
Rembulan menangis
Saat jarum jam menggenapi janji
Membawa matahari masuk
Ruang waktu sakaratul maut
Bersama sedu sedan nan pilu
Rembulan lalu berkata:
"Akulah semestinya
Bersama jarum jam berdetak
Mendekap degup matahari
Demi menyambut kehadiran sang maut
Tapi kutakmampu mendekap degup
Sebab antara aku dan matahari
Tak saling memiliki
Tak saling dimiliki
Hanya dalam samudera batin kami
Luas tak berpantai, tumbuh abadi
Bunga-bunga cinta berdaun rindu."
Di malam itu. Sungguh.
Rembulan menangis
Hingga mengkerdilkan
Setiap jiwa pemangsa
Kawanan burung hantu
Ooh rembulan, ohh matahari
Terpelanting kalian dalam
Dawai kasih tak sampai.
Bersama jam terus berdetak.
Hingga waktu yang penghabisan.
Jakarta, 12 Maret 2011
Catatan:
Untuk seseorang yang telah wafat, dengan membawa serta elegi kasih tak sampai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar