Selasa, 05 April 2011

Puisi "GANDRUNG BANYUWANGI" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

GANDRUNG BANYUWANGI

Bila purnama datang, kembali kenang dia, perempuan yang lebur dalam tarian Gandrung Banyuwangi. Umur memang telah terkikis waktu. Tapi, alismata perempuan itu masih jua seperti dulu: penari Gandrung Banyuwangi. Dan bola matanya masih juga terlempar ke kiri ke kanan, masih seperti dulu saat gesit berpusar dalam tarian Gandrung Banyuwangi.

Sebentar lagi purnama datang. Kenang kembali dia saat menari bersama purnama. Memang kini, ada sedu sedan di balik bola matanya. Tapi, tiada pernah ia kehilangan gairah berkata tentang hidup yang tak sepenuhnya bisa dimengerti aritmatikanya. Ia berkisah tentang samudera perih berkali-kali menghempas dirinya. "Aku korban pengkhianatan cinta," begitu ucapnya. "Perih di atas perih."

Kemarin malam, saat dingin mencabik gelap, ia pun berkirim pesan pendek: "Malam ini hujan deras tumpah tiada henti. Padahal aku rindu terdorong hasrat menarikan Gandrung Banyuwangi bersama purnama yang tersenyum manja."

Oh hidup. Kapan tak ada lagi cinta yang sia-sia? Kapan? Kapan?

2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar