Puisi Karya
Anwari WMK
IBU GURU
KEJADIAN 1981:
KAMPUNG HALAMAN
"pekan depan kita punya mading
untuk pertama kalinya
sekolah ini punya mading"
itu ucapmu saat berdiri di depan kelas
tak paham aku, apa itu mading
otakku coba mencerna
apa gerangan mading
dan belum tuntas otakku mencerna
sekali lagi engkau berkata:
"pemimpin redaksinya anwari"
wow ..... sontak kini
kutersodok galau jiwa
apa pula itu pemimpin redaksi?
aku lalu menolak,
tapi engkau kemudian meyakinkan
jiwa terdalamku
ihwal kemampuan berenang
di bentangan samudera kata-kata
hari-hari lantas bergulir dalam
bimbinganmu bu guru
aku lalu mengarang dan
menyunting karangan
ada nikmat tiada tara
sejak saat itu,
ada dimensi lain dalam diriku
kala batin bergumul kencang
menorehkan karangan-karangan
aku lalu paham,
siapa sesungguhnya diriku
KEJADIAN 1988:
BELANTARA JAKARTA
ini awal nopember
untuk pertama kali
kuterima gaji sebagai
wartawan profesional
seorang miskin yang udik
kini pekerja profesional
di sebuah megapolitan
kubuka amplop dan kuhitung
gaji pertamaku
rupiah demi rupiah
jemariku tergetar
tiada terasa menetes airmata
terkenang dirimu ibu guru
engkau sudah tuntun aku
menemukan diriku sendiri
ibu guru
engkau telah menyalakan suluh
agar aku mampu temukan makna
dari dalam diri yang misteri
dan bertahun kemudian, ibu guru
aku sungguh berenang
di samudera kata-kata.
mungkin aku akan terus
berenang di samudera kata-kata.
terus dan terus
2011
Catatan:
• Mading: majalah dinding.
• Puisi ini ditulis sebagai penghormatan terhadap Ibu Nur Hayati, guruku saat aku bersekolah di SMP Muhammadiyah, Kalisat, Jember.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar