Puisi Karya
Anwari WMK
ANUGERAH
Setiap pagi datang
Kawanan burung bergegas terbang
Menjemput anugerah
Untuk hidup hari ini
Pada nyanyian burung-burung
Lalu terlantun lirik
Tentang kelapangan dada
Mengatasi beban kehidupan
Pohon-pohon terus berseru
Agar setiap selesai satu urusan
Segera tuntaskan urusan lain
Begitulah anugerah, begitulah.
Dan kawanan burung kini paham
Hanya kepada
Sang penguasa waktu
Harapan-harapan digantungkan
2011
Catatan:
Puisi ini diinspirasi oleh Al Qur'an, Surah Al-Insyirah.
Sabtu, 30 April 2011
Jumat, 29 April 2011
Puisi "JEJAK KAKIMU" | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
JEJAK KAKIMU
Di punggung bukit ini
Masih tersisa jejak kakimu
Terukir pada lumpur
Telah mengering
Berkisah tentang cita
Penyelamatan anak negeri
Dari tirani kata dan pikiran
Lama kutatap jejak kakimu itu
Lekukan lumpur kering
Lalu kurasakan
Serupa bangunan sekolah
Batinku terengkuh sadar
Ihwal engkau
Kini guru
Di sebuah sudut Nusantara.
Mungkin ini kali terakhir
Kutatap jejak kakimu.
Tapi setelah ini
Keabadian doa
Terlantun untukmu
Semoga engkau mampu
Mendidik anak-anak negeri
Agar sepenuhnya merdeka
Dari belenggu
Detak terus berdetik
Penjajahan yang tak pernah
Tamat.
2011
Anwari WMK
JEJAK KAKIMU
Di punggung bukit ini
Masih tersisa jejak kakimu
Terukir pada lumpur
Telah mengering
Berkisah tentang cita
Penyelamatan anak negeri
Dari tirani kata dan pikiran
Lama kutatap jejak kakimu itu
Lekukan lumpur kering
Lalu kurasakan
Serupa bangunan sekolah
Batinku terengkuh sadar
Ihwal engkau
Kini guru
Di sebuah sudut Nusantara.
Mungkin ini kali terakhir
Kutatap jejak kakimu.
Tapi setelah ini
Keabadian doa
Terlantun untukmu
Semoga engkau mampu
Mendidik anak-anak negeri
Agar sepenuhnya merdeka
Dari belenggu
Detak terus berdetik
Penjajahan yang tak pernah
Tamat.
2011
Rabu, 27 April 2011
Puisi "LUSUH" | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
LUSUH
Baju itu telah lama lusuh
Melekat pada badan yang juga
Kian lusuh
Hingga tengah hari itu
Saat santap siang di bawah
Bayangan pohon
Mereka telah berbilang tahun
Bergelut dalam lusuh
Hidup berjingkrak
Dari tahun ke tahun
Di tangan mereka itu pun
Jalan-jalan besar dihamparkan
Bangunan-bangunan gedung
Dijulang tinggikan
Dan panji-panji pembangunan
Terus dikibarkan
Tapi, mereka hanya paham
Merawat hidup hari ini
Agar tak tercekik kematian
Jauh dari kemeriahan pesta
Berdiri di tubir penderitaan
Hanya mampu rengkuh
Remah-remah pembangunan
Sebagian dari mereka
Telah lama lupa,
Menyebut dirinya
Rakyat Indonesia
Jakarta, 2011
Catatan:
Puisi ini ditulis untuk kuli-kuli bangunan.
Anwari WMK
LUSUH
Baju itu telah lama lusuh
Melekat pada badan yang juga
Kian lusuh
Hingga tengah hari itu
Saat santap siang di bawah
Bayangan pohon
Mereka telah berbilang tahun
Bergelut dalam lusuh
Hidup berjingkrak
Dari tahun ke tahun
Di tangan mereka itu pun
Jalan-jalan besar dihamparkan
Bangunan-bangunan gedung
Dijulang tinggikan
Dan panji-panji pembangunan
Terus dikibarkan
Tapi, mereka hanya paham
Merawat hidup hari ini
Agar tak tercekik kematian
Jauh dari kemeriahan pesta
Berdiri di tubir penderitaan
Hanya mampu rengkuh
Remah-remah pembangunan
Sebagian dari mereka
Telah lama lupa,
Menyebut dirinya
Rakyat Indonesia
Jakarta, 2011
Catatan:
Puisi ini ditulis untuk kuli-kuli bangunan.
Selasa, 26 April 2011
Puisi “TANAH” | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
TANAH
dengan bibir tergetar
perempuan tua itu
tiada henti berkata-kata
tentang tanah yang telah
menyatu dengan peluh
“jangan pernah sejengkal pun mundur kalian”
begitu ucapnya kepada putera-puteranya
“hadapi mandor-mandor perusahaan itu
hadapi tentara-tentara itu
haram mereka rengkuh tanah ini
sebab ini tanah milik moyang kita
sejak kecil, kakiku telah tertancap
di tanah ini
begitu pun dengan kaki kalian
kita tak mengambil apa-apa
dan tak minta kepada siapa-siapa
kita hanya mau bertahan
menggenggam sisa-sisa kedaulatan”
empat anak lelaki perempuan tua itu
lalu bersiaga
bersama parang, pedang, dan kelewang
paham bakal kalah,
perlawanan musti tetap dilakukan
untuk sisa-sisa kedaulatan
untuk sekerat keadilan
bersama nanar mata memerah
saat hari mengetarkan itu
benar-benar datang
tentara bersekutu dengan
mandor-mandor perusahaan
empat lelaki itu pun lantas
membelah langit memekik kencang:
allahu akbar! allahu akbar!
kini, tanah tak hanya menyatu
dengan peluh
tapi juga menyatu dengan
darah yang tertumpah
menyatu dengan airmata
2011
Catatan:
Puisi ini ditulis untuk rakyat yang tanahnya dirampas.
Anwari WMK
TANAH
dengan bibir tergetar
perempuan tua itu
tiada henti berkata-kata
tentang tanah yang telah
menyatu dengan peluh
“jangan pernah sejengkal pun mundur kalian”
begitu ucapnya kepada putera-puteranya
“hadapi mandor-mandor perusahaan itu
hadapi tentara-tentara itu
haram mereka rengkuh tanah ini
sebab ini tanah milik moyang kita
sejak kecil, kakiku telah tertancap
di tanah ini
begitu pun dengan kaki kalian
kita tak mengambil apa-apa
dan tak minta kepada siapa-siapa
kita hanya mau bertahan
menggenggam sisa-sisa kedaulatan”
empat anak lelaki perempuan tua itu
lalu bersiaga
bersama parang, pedang, dan kelewang
paham bakal kalah,
perlawanan musti tetap dilakukan
untuk sisa-sisa kedaulatan
untuk sekerat keadilan
bersama nanar mata memerah
saat hari mengetarkan itu
benar-benar datang
tentara bersekutu dengan
mandor-mandor perusahaan
empat lelaki itu pun lantas
membelah langit memekik kencang:
allahu akbar! allahu akbar!
kini, tanah tak hanya menyatu
dengan peluh
tapi juga menyatu dengan
darah yang tertumpah
menyatu dengan airmata
2011
Catatan:
Puisi ini ditulis untuk rakyat yang tanahnya dirampas.
Puisi "LAGU KEABADIAN" | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
LAGU KEABADIAN
Lagu keabadian itu
Senandungkan langkah-langkah sunyi
Bergema dari musim ke musim
Tersuarakan di sepanjang zaman
Pada malam-malam hening
Langkah-langkah sunyi itu
Serasa begitu dekat, dekat,
Sangat dekat,
Seirama detak jantung manusia
Saat nasib terombang-ambing
Samudera jiwa terkepung gulana
Langkah-langkah sunyi itu datang
Hingga setiap harap
Terajut menjadi senyuman
Kepada bunga bakung yang
Tumbuh di halaman
Mentari pagi pun bersaksi
Langkah-langkah sunyi itu penanda
Ihwal kehadiran Tuhan
Persis seperti nubuah para nabi
Tentang kuasa kerajaan langit
Maka, mentari pagi pun berpesan:
”Takzimilah langkah-langkah sunyi itu
Tundukkan jiwa batinmu
Memahamkan segenap makna
Senandung lagu keabadian”
2011
Anwari WMK
LAGU KEABADIAN
Lagu keabadian itu
Senandungkan langkah-langkah sunyi
Bergema dari musim ke musim
Tersuarakan di sepanjang zaman
Pada malam-malam hening
Langkah-langkah sunyi itu
Serasa begitu dekat, dekat,
Sangat dekat,
Seirama detak jantung manusia
Saat nasib terombang-ambing
Samudera jiwa terkepung gulana
Langkah-langkah sunyi itu datang
Hingga setiap harap
Terajut menjadi senyuman
Kepada bunga bakung yang
Tumbuh di halaman
Mentari pagi pun bersaksi
Langkah-langkah sunyi itu penanda
Ihwal kehadiran Tuhan
Persis seperti nubuah para nabi
Tentang kuasa kerajaan langit
Maka, mentari pagi pun berpesan:
”Takzimilah langkah-langkah sunyi itu
Tundukkan jiwa batinmu
Memahamkan segenap makna
Senandung lagu keabadian”
2011
Senin, 25 April 2011
Puisi "MUSA DAN MERRIS" | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
MUSA DAN MERRIS
Isteri Fir'aun itu bernama Merris
Pelindung sejati Musa
Sejak bayi Musa ditemukan
Mengambang dalam keranjang
Terhanyut di atas bentangan
Sungai Nil
Berpuluh tahun kemudian
Sebelum pergi jauh membelah
Lautan Merah
Musa datang menghadap Merris
Untuk kali terakhir yang penghabisan
Maka, dengan berlinang airmata
Merris pun berkata:
"Meski engkau anak pungut
Kusayangi dirimu sebagai
Anak kandungku
Kucintai dirimu serupa anak kandungku
Duka pada dirimu, tertoreh abadi
Dalam jiwa batinku perih
Aku menangisi ketiadaanmu di sisiku
Tanyakan pada Tuhanmu, anakku
Apakah setelah membelah
Lautan Merah itu
Engkau dilarang menjumpai aku
Ibumu.
Ibumu."
Mendengar semua itu,
Musa tak mampu berkata apa-apa
Lidahnya kelu, dan matanya mulai
Sembab berkaca-kaca
Jiwa batinnya tergetar oleh
Untaian sukma cinta tiada tara
Ingin ia peluk ibundanya itu
Tapi titah langit meniscayakan Musa
Segera bergegas menuju Lautan Merah
Merris lalu menatap Musa
Merundukkan wajah
Berjalan mundur pelan-pelan
Menjauh dari istana Fir'aun
Menjauh dan terus menjauh
Hingga sang putra terkasih itu
Hilang dari pandangan
Sejak saat itu,
Merris senandungkan
Tembang keabadian rindu
Kepada putra terkasihnya itu.
Musa.
2011
Anwari WMK
MUSA DAN MERRIS
Isteri Fir'aun itu bernama Merris
Pelindung sejati Musa
Sejak bayi Musa ditemukan
Mengambang dalam keranjang
Terhanyut di atas bentangan
Sungai Nil
Berpuluh tahun kemudian
Sebelum pergi jauh membelah
Lautan Merah
Musa datang menghadap Merris
Untuk kali terakhir yang penghabisan
Maka, dengan berlinang airmata
Merris pun berkata:
"Meski engkau anak pungut
Kusayangi dirimu sebagai
Anak kandungku
Kucintai dirimu serupa anak kandungku
Duka pada dirimu, tertoreh abadi
Dalam jiwa batinku perih
Aku menangisi ketiadaanmu di sisiku
Tanyakan pada Tuhanmu, anakku
Apakah setelah membelah
Lautan Merah itu
Engkau dilarang menjumpai aku
Ibumu.
Ibumu."
Mendengar semua itu,
Musa tak mampu berkata apa-apa
Lidahnya kelu, dan matanya mulai
Sembab berkaca-kaca
Jiwa batinnya tergetar oleh
Untaian sukma cinta tiada tara
Ingin ia peluk ibundanya itu
Tapi titah langit meniscayakan Musa
Segera bergegas menuju Lautan Merah
Merris lalu menatap Musa
Merundukkan wajah
Berjalan mundur pelan-pelan
Menjauh dari istana Fir'aun
Menjauh dan terus menjauh
Hingga sang putra terkasih itu
Hilang dari pandangan
Sejak saat itu,
Merris senandungkan
Tembang keabadian rindu
Kepada putra terkasihnya itu.
Musa.
2011
Minggu, 24 April 2011
Puisi "PERMAINAN" | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
PERMAINAN
ada pesona pada permainan
tapi untuk siapa itu pesona?
untuk pemain?
ataukah
untuk peristiwa?
pesona
tak pernah untuk pemain
juga tak untuk peristiwa
pesona
untuk pemain yang lebur
ke dalam peristiwa
ada pesona dalam permainan
jika ego telah ditanggalkan
bila peristiwa
memanusiakan manusia
dunia berhenti bermain
jika ego dipertuhankan
bila peristiwa menjadi tiran
lalu, segenap permainan
kehilangan pesonanya
punah keindahannya
dan sungguh,
baik di timur atau barat
dunia kini berputar pusar
tanpa permainan
pada jiwa batin manusia pun
terhampar padang tandus
luas, kian meluas
terus meluas.
hingga sisa empun pagi pun
pada tetes yang penghabisan
2011
Anwari WMK
PERMAINAN
ada pesona pada permainan
tapi untuk siapa itu pesona?
untuk pemain?
ataukah
untuk peristiwa?
pesona
tak pernah untuk pemain
juga tak untuk peristiwa
pesona
untuk pemain yang lebur
ke dalam peristiwa
ada pesona dalam permainan
jika ego telah ditanggalkan
bila peristiwa
memanusiakan manusia
dunia berhenti bermain
jika ego dipertuhankan
bila peristiwa menjadi tiran
lalu, segenap permainan
kehilangan pesonanya
punah keindahannya
dan sungguh,
baik di timur atau barat
dunia kini berputar pusar
tanpa permainan
pada jiwa batin manusia pun
terhampar padang tandus
luas, kian meluas
terus meluas.
hingga sisa empun pagi pun
pada tetes yang penghabisan
2011
Sabtu, 23 April 2011
Puisi “SELAMAT JALAN PENYAIR” | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
SELAMAT JALAN PENYAIR
Seorang penyair wafat
Dikelilingi kertas-kertas berserakan
Pada setiap kertas itu tertoreh
Berbait-bait puisi
Kini, kertas-kertas itu
Meneteskan airmata duka
Mengiringi kepergian sang penyair
Selamanya.
Kertas-kertas berserakan itu pun
Serempak berkata-kata:
“Selamat jalan penyair
Akan kami rawat rindu kepadamu
Masing-masing kami sebagai kertas
Harus terbang ke berbagai penjuru
Agar puisi-puisi yang engkau torehkan
Digdaya mengembalikan manusia
Kepada manusiaannya yang hakiki
Selamat jalan penyair.
Akan terus kami dekap
Rindu kepadamu
Selamat jalan.
Selamat jalan”
Tiba-tiba matahari tertegun
Angin berhenti bertiup
Alam memberi penghormatan terakhir
Kepada penyair itu.
Pada sebuah kapal,
Sambil meneteskan airmata
Seorang muda usia berkata:
“Akulah penerusmu penyair
Akulah penerusmu”
2011
Anwari WMK
SELAMAT JALAN PENYAIR
Seorang penyair wafat
Dikelilingi kertas-kertas berserakan
Pada setiap kertas itu tertoreh
Berbait-bait puisi
Kini, kertas-kertas itu
Meneteskan airmata duka
Mengiringi kepergian sang penyair
Selamanya.
Kertas-kertas berserakan itu pun
Serempak berkata-kata:
“Selamat jalan penyair
Akan kami rawat rindu kepadamu
Masing-masing kami sebagai kertas
Harus terbang ke berbagai penjuru
Agar puisi-puisi yang engkau torehkan
Digdaya mengembalikan manusia
Kepada manusiaannya yang hakiki
Selamat jalan penyair.
Akan terus kami dekap
Rindu kepadamu
Selamat jalan.
Selamat jalan”
Tiba-tiba matahari tertegun
Angin berhenti bertiup
Alam memberi penghormatan terakhir
Kepada penyair itu.
Pada sebuah kapal,
Sambil meneteskan airmata
Seorang muda usia berkata:
“Akulah penerusmu penyair
Akulah penerusmu”
2011
Jumat, 22 April 2011
Puisi "PESAN LANGIT" | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
PESAN LANGIT
telah berbilang tahun
lelaki itu mengais kehidupan
di pinggiran jalan ramai
hingga di suatu kemarau
melihat bayangan mengejar sinar
hujan pun datang mengusir panas
hujan kian deras, tumpahkan dendam
kepada kemarau panjang
tiba-tiba seorang tua berdiri di hadapan
lelaki pengais kehidupan pinggiran jalan
lalu orang tua itu berucap kata:
"kubawa pesan dari langit
kabar keagungan manusia
karena telah merawat hatinya
agar tak tergerus
kemarau panjang kehidupan.
katakan kepada setiap manusia
pencari dan pemburu cahaya
agar saksama merawat hatinya"
lelaki pengais kehidupan
pinggiran jalan itu
coba mencerna segenap
pesan dari langit.
hujan tiba-tiba reda
dan orang tua itu
sontak lenyap
entah ke mana.
2011
Anwari WMK
PESAN LANGIT
telah berbilang tahun
lelaki itu mengais kehidupan
di pinggiran jalan ramai
hingga di suatu kemarau
melihat bayangan mengejar sinar
hujan pun datang mengusir panas
hujan kian deras, tumpahkan dendam
kepada kemarau panjang
tiba-tiba seorang tua berdiri di hadapan
lelaki pengais kehidupan pinggiran jalan
lalu orang tua itu berucap kata:
"kubawa pesan dari langit
kabar keagungan manusia
karena telah merawat hatinya
agar tak tergerus
kemarau panjang kehidupan.
katakan kepada setiap manusia
pencari dan pemburu cahaya
agar saksama merawat hatinya"
lelaki pengais kehidupan
pinggiran jalan itu
coba mencerna segenap
pesan dari langit.
hujan tiba-tiba reda
dan orang tua itu
sontak lenyap
entah ke mana.
2011
Puisi "HATI" | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
HATI
Pada setiap hati terbingkai pintu
Sang manusia bebas masuk
Ke dalam pelataran hati
Melalui pintu itu
Lalu membincangkan segenap ihwal
Bersama kebeningan nurani
Tapi tak setiap manusia
Rela bersua nurani di dalam hati
Hati itu pun terkunci pintunya
Oleh segel gembok keabadiaan
Jiwa manusia pun lara
Menggeletak retak kenangan pahit
Jiwa manusia lara
Berserakan di debu-debu penderitaan
Jiwa lara manusia itu pun
Bergaung dari bintang ke bintang
Hingga semesta galaksi berubah
Menjadi bentangan penderitaan
Tuhan menatap dengan tajam
Drama langit dan drama bumi
Tak ada bedanya.
Sama saja.
2011
Anwari WMK
HATI
Pada setiap hati terbingkai pintu
Sang manusia bebas masuk
Ke dalam pelataran hati
Melalui pintu itu
Lalu membincangkan segenap ihwal
Bersama kebeningan nurani
Tapi tak setiap manusia
Rela bersua nurani di dalam hati
Hati itu pun terkunci pintunya
Oleh segel gembok keabadiaan
Jiwa manusia pun lara
Menggeletak retak kenangan pahit
Jiwa manusia lara
Berserakan di debu-debu penderitaan
Jiwa lara manusia itu pun
Bergaung dari bintang ke bintang
Hingga semesta galaksi berubah
Menjadi bentangan penderitaan
Tuhan menatap dengan tajam
Drama langit dan drama bumi
Tak ada bedanya.
Sama saja.
2011
Puisi "BERLAYAR" | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
BERLAYAR
duduk di atas bukit
dua manusia menengadah langit
mereka lalu mengucapkan keinginan
agar tuhan turun bersua
tiba-tiba, yang datang ke atas bukit
kilat menyambar-nyambar
dan angin sepoi musim kemarau
turun dari atas bukit
dua manusia itu terpilin rasa
hati teraduk kerinduan kepada tuhan
"jangan ada kerinduan sia-sia"
kata salah seorang dari mereka
"maka mari berlayar"
kata yang lain
"memulai ziarah
menuju negeri tak berwujud,
negeri tak berbatas"
dua manusia itu pun mulai berlayar
bersama hari-hari kian sunyi
rindu bergelora, menjumpa tuhan
hingga tiba di tepian cahaya memudar
cahaya matahari yang penghabisan
2011
Anwari WMK
BERLAYAR
duduk di atas bukit
dua manusia menengadah langit
mereka lalu mengucapkan keinginan
agar tuhan turun bersua
tiba-tiba, yang datang ke atas bukit
kilat menyambar-nyambar
dan angin sepoi musim kemarau
turun dari atas bukit
dua manusia itu terpilin rasa
hati teraduk kerinduan kepada tuhan
"jangan ada kerinduan sia-sia"
kata salah seorang dari mereka
"maka mari berlayar"
kata yang lain
"memulai ziarah
menuju negeri tak berwujud,
negeri tak berbatas"
dua manusia itu pun mulai berlayar
bersama hari-hari kian sunyi
rindu bergelora, menjumpa tuhan
hingga tiba di tepian cahaya memudar
cahaya matahari yang penghabisan
2011
Puisi "BUNGA PADA KUIL" | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
BUNGA PADA KUIL
Pada sebuah kuil
Seseorang membawa sekeranjang
Bunga persembahan.
Berjam-jam ia berdoa
Bersama harap yang membuncah
Agar yang Maha Agung
Berkenan datang
Malang bagi pendoa itu
Orang-orang yang datang dan pergi
Di kuil itu
Memunguti satu per satu
Bunga dalam keranjang
Hingga kemudian tak ada sisa
Keranjang kosong dari
Bunga-bunga persembahan
Pendoa itu kemudian berkata:
"Wahai yang Maha Agung
Kini aku tak memiliki
Sekeranjang bunga persembahan
Bahkan sekuntum pun tak
Senandung rinduku padaMu
Kulantunkan kini secara apa adanya
Tanpa bunga-bunga"
Yang Maha Agung lantas menjawab:
"Kuterima kebersahajaan cintamu.
Cinta yang tak membutuhkan rayuan
Dengan sekeranjang bunga-bunga"
2011
Anwari WMK
BUNGA PADA KUIL
Pada sebuah kuil
Seseorang membawa sekeranjang
Bunga persembahan.
Berjam-jam ia berdoa
Bersama harap yang membuncah
Agar yang Maha Agung
Berkenan datang
Malang bagi pendoa itu
Orang-orang yang datang dan pergi
Di kuil itu
Memunguti satu per satu
Bunga dalam keranjang
Hingga kemudian tak ada sisa
Keranjang kosong dari
Bunga-bunga persembahan
Pendoa itu kemudian berkata:
"Wahai yang Maha Agung
Kini aku tak memiliki
Sekeranjang bunga persembahan
Bahkan sekuntum pun tak
Senandung rinduku padaMu
Kulantunkan kini secara apa adanya
Tanpa bunga-bunga"
Yang Maha Agung lantas menjawab:
"Kuterima kebersahajaan cintamu.
Cinta yang tak membutuhkan rayuan
Dengan sekeranjang bunga-bunga"
2011
Puisi "OPIUM" | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
OPIUM
Sekelompok orang berjalan berdegap
Sebentar membusungkan dada
Setelah itu lunglai letih jiwa
Sekelompok orang itu tersentak
Antara gempita dan putus asa
Di pundak mereka terpanggul
Gelar-gelar akademik
Sukma mereka tumpul
Gagal suburkan pohon-pohon ilmu
Terbelenggu pasung fatamorgana
Hanya mampu memuja tanda
Dan lalu,
Mabuk abadi di lubang hitam
Opium gelar-gelar akademik
Begitulah,
Bertahun-tahun.
Beropium-opium.
April 2011
Anwari WMK
OPIUM
Sekelompok orang berjalan berdegap
Sebentar membusungkan dada
Setelah itu lunglai letih jiwa
Sekelompok orang itu tersentak
Antara gempita dan putus asa
Di pundak mereka terpanggul
Gelar-gelar akademik
Sukma mereka tumpul
Gagal suburkan pohon-pohon ilmu
Terbelenggu pasung fatamorgana
Hanya mampu memuja tanda
Dan lalu,
Mabuk abadi di lubang hitam
Opium gelar-gelar akademik
Begitulah,
Bertahun-tahun.
Beropium-opium.
April 2011
Kamis, 21 April 2011
Puisi "TIDUR" | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
TIDUR
sebuah bangsa tidur
dan tertidur
dari abad ke abad
saat bangsa asing
datang menista
bangsa itu telah tertidur
saat proklamasi kemerdekaan
terkumandangkan
bangsa itu
masih jua tertidur
kini,
hati bangsa itu
mulai keropos
bangsa itu sedang
berhitung mundur
kehilangan hatinya
hanya kepak sayap
burung garuda
masih senandungkan harap
bangsa itu terjaga
dari tidur panjangnya
April 2011
Anwari WMK
TIDUR
sebuah bangsa tidur
dan tertidur
dari abad ke abad
saat bangsa asing
datang menista
bangsa itu telah tertidur
saat proklamasi kemerdekaan
terkumandangkan
bangsa itu
masih jua tertidur
kini,
hati bangsa itu
mulai keropos
bangsa itu sedang
berhitung mundur
kehilangan hatinya
hanya kepak sayap
burung garuda
masih senandungkan harap
bangsa itu terjaga
dari tidur panjangnya
April 2011
Puisi "LELAKI" | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
LELAKI
lelaki itu bermata cuaca
alis matanya adalah busur panah
tatapan matanya adalah anak panah
saat matanya berkedip,
sontak cuaca berubah
puak-puak manusia merindu lelaki itu
memanggul senjata ke medan laga
menggenggam tongkat komando
panglima perang.
tetapi, lelaki itu berkata:
"hatiku, sukma segala sukma
hatiku, guru segala guru"
April 2011
Anwari WMK
LELAKI
lelaki itu bermata cuaca
alis matanya adalah busur panah
tatapan matanya adalah anak panah
saat matanya berkedip,
sontak cuaca berubah
puak-puak manusia merindu lelaki itu
memanggul senjata ke medan laga
menggenggam tongkat komando
panglima perang.
tetapi, lelaki itu berkata:
"hatiku, sukma segala sukma
hatiku, guru segala guru"
April 2011
Puisi "WAFAT" | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
WAFAT
telah wafaat
dan telah dikuburkan
secarik kertas
tempat dulu tertorehkan
puisi meneteskan airmata
para pelayat lantunkan doa
semoga secarik kertas itu
damai dalam kuburnya
sepotong pena berseru:
amien!
2011
Anwari WMK
WAFAT
telah wafaat
dan telah dikuburkan
secarik kertas
tempat dulu tertorehkan
puisi meneteskan airmata
para pelayat lantunkan doa
semoga secarik kertas itu
damai dalam kuburnya
sepotong pena berseru:
amien!
2011
Selasa, 19 April 2011
Puisi "BOCAH KEMBAR" | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
BOCAH KEMBAR
di bawah langit,
mendung bergelayut
tiga bocah kembar
masih berlarian
di halaman
bersama tawa renyah
mereka berlomba menggapai
bunga mawar merah
di pucuk-pucuk tinggi
tiba-tiba,
lelaki paruh baya
datang setengah berlarian
"awas durinya"
ucap lelaki itu
"biar ayah pungutkan
untuk kalian,
sekuntum demi sekuntum"
tiga bocah kembar itu
lalu serempak bersorak:
"horeeee...."
mendung masih
berarak di bawah langit
tapi tiga bocah kembar itu
bergumul bahagia
bersama mawar merah
sekuntum demi sekuntum
dalam genggaman
pada peristiwa sederhana itu
seorang pujangga saksi
dan serta-merta dari mulutnya
terlontar ucap kata:
subhanallah.
Ciganjur, April 2011
Anwari WMK
BOCAH KEMBAR
di bawah langit,
mendung bergelayut
tiga bocah kembar
masih berlarian
di halaman
bersama tawa renyah
mereka berlomba menggapai
bunga mawar merah
di pucuk-pucuk tinggi
tiba-tiba,
lelaki paruh baya
datang setengah berlarian
"awas durinya"
ucap lelaki itu
"biar ayah pungutkan
untuk kalian,
sekuntum demi sekuntum"
tiga bocah kembar itu
lalu serempak bersorak:
"horeeee...."
mendung masih
berarak di bawah langit
tapi tiga bocah kembar itu
bergumul bahagia
bersama mawar merah
sekuntum demi sekuntum
dalam genggaman
pada peristiwa sederhana itu
seorang pujangga saksi
dan serta-merta dari mulutnya
terlontar ucap kata:
subhanallah.
Ciganjur, April 2011
Puisi "ANGGUR ROHANI" | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
ANGGUR ROHANI
di zaman purba
bibir bersambut kendi
di zaman mutakhir
bibir bersambut cangkir
tapi kendi dan cangkir
tak sepenuhnya mampu
menampung anggur rohani
bahkan menampik
anggur rohani
hanya dalam rindu
tertuang anggur rohani
bibir pun
tak bersentuh
anggur rohani
tanpa energi rohani
dunia lalu berpusar,
sangat letih
sangat fana
festival-festival pun
diselenggarakan hanya
untuk merayakan
dunia yang letih
dunia yang fana
April 2011
Anwari WMK
ANGGUR ROHANI
di zaman purba
bibir bersambut kendi
di zaman mutakhir
bibir bersambut cangkir
tapi kendi dan cangkir
tak sepenuhnya mampu
menampung anggur rohani
bahkan menampik
anggur rohani
hanya dalam rindu
tertuang anggur rohani
bibir pun
tak bersentuh
anggur rohani
tanpa energi rohani
dunia lalu berpusar,
sangat letih
sangat fana
festival-festival pun
diselenggarakan hanya
untuk merayakan
dunia yang letih
dunia yang fana
April 2011
Puisi "SUNGAI AIRMATA" | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
SUNGAI AIRMATA
sungai-sungai anggur mengalir
di seantero pelosok negeri
dan negeri itu pun
kesohor sebagai
sepotong surga di muka bumi
tapi, duka bertahta
di atas nestapa
para pemimpin politik
menyulap sungai-sungai anggur
di negeri itu
menjadi sungai airmata
dan sungai airmata itu
berhulu di lubuk-lubuk
penderitaan rakyat.
sungai-sungai anggur pun
terabadikan semata
sebagai
narasi-narasi purba
April 2011
Anwari WMK
SUNGAI AIRMATA
sungai-sungai anggur mengalir
di seantero pelosok negeri
dan negeri itu pun
kesohor sebagai
sepotong surga di muka bumi
tapi, duka bertahta
di atas nestapa
para pemimpin politik
menyulap sungai-sungai anggur
di negeri itu
menjadi sungai airmata
dan sungai airmata itu
berhulu di lubuk-lubuk
penderitaan rakyat.
sungai-sungai anggur pun
terabadikan semata
sebagai
narasi-narasi purba
April 2011
Puisi "PURNAMA PUCAT PASI" | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
PURNAMA PUCAT PASI
purnama pucat pasi
memandang sekawanan ayam
bertahan hingga larut malam
demi menatap seorang penyair
menulis berbait-bait puisi
di pinggiran kali
dengan suara lirih,
berkata purnama pucat pasi:
"ayam saja jatuh cinta
kepada puisi
mengapa banyak manusia
benci dan menampik puisi"
usai berkata-kata seperti itu,
purnama kian pucat pasi
April 2011
Anwari WMK
PURNAMA PUCAT PASI
purnama pucat pasi
memandang sekawanan ayam
bertahan hingga larut malam
demi menatap seorang penyair
menulis berbait-bait puisi
di pinggiran kali
dengan suara lirih,
berkata purnama pucat pasi:
"ayam saja jatuh cinta
kepada puisi
mengapa banyak manusia
benci dan menampik puisi"
usai berkata-kata seperti itu,
purnama kian pucat pasi
April 2011
Senin, 18 April 2011
Puisi “ISYARAT” | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
ISYARAT
hujan yang rintik
di sekujur hari
isyarat samar-samar
tentang akhir
hati yang gersang
tapi kaki langit hilang
tertelan selubung
rintik yang merintik
lalu
kita sepenuhnya paham
alam adalah
panggung pertunjukan
pusar kedigdayaan kuasa
di luar kehendak manusia
ooh hujan yang rintik
masih jua engkau isyarat
dan akan terus
hadir sebagai isyarat
hingga berjuta tahun lagi
April 2011
Anwari WMK
ISYARAT
hujan yang rintik
di sekujur hari
isyarat samar-samar
tentang akhir
hati yang gersang
tapi kaki langit hilang
tertelan selubung
rintik yang merintik
lalu
kita sepenuhnya paham
alam adalah
panggung pertunjukan
pusar kedigdayaan kuasa
di luar kehendak manusia
ooh hujan yang rintik
masih jua engkau isyarat
dan akan terus
hadir sebagai isyarat
hingga berjuta tahun lagi
April 2011
Puisi "ENGKAU DATANG" | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
ENGKAU DATANG
Engkau selalu datang
menjawab segenap harap
dan rindu yang membuncah
tapi saat tersadar
Engkau sungguh-sungguh datang
kami justru menutup wajah
seperti gadis miskin
malu-malu ditemui
seorang pangeran
kami pun meminta
rahmat yang terbatas
lupa segenap hakikat, tentang
Engkau maha tak terbatas
April 2011
Anwari WMK
ENGKAU DATANG
Engkau selalu datang
menjawab segenap harap
dan rindu yang membuncah
tapi saat tersadar
Engkau sungguh-sungguh datang
kami justru menutup wajah
seperti gadis miskin
malu-malu ditemui
seorang pangeran
kami pun meminta
rahmat yang terbatas
lupa segenap hakikat, tentang
Engkau maha tak terbatas
April 2011
Minggu, 17 April 2011
Puisi “LANGIT MEMBUNGKUK” | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
LANGIT MEMBUNGKUK
langit membungkuk
bertanya kepada seorang tua
bagaimana caranya
agar awan hitam tak berarak
di atas ketinggian
sebuah negeri
orang tua itu lalu menjawab:
“pupus segala kemunafikan
yang terus bergemuruh di
pelataran hati pemimpin negeri”
sekali lagi,
langit membungkuk
berucap terima kasih
tak lama kemudian
orang tua itu berteduh
di bawah pohon besar
saat geremis sontak datang
raja iblis mengerahkan halilintar
lelaki tua itu pun tersambar petir
terbakar dalam ajal
bersama pohon yang menghangus
ucap raja iblis:
“jangan pernah mengusik
kemunafikan pemimpinan negeri
dengan kemunafikan
mereka sekutu kami”
April 2011
Anwari WMK
LANGIT MEMBUNGKUK
langit membungkuk
bertanya kepada seorang tua
bagaimana caranya
agar awan hitam tak berarak
di atas ketinggian
sebuah negeri
orang tua itu lalu menjawab:
“pupus segala kemunafikan
yang terus bergemuruh di
pelataran hati pemimpin negeri”
sekali lagi,
langit membungkuk
berucap terima kasih
tak lama kemudian
orang tua itu berteduh
di bawah pohon besar
saat geremis sontak datang
raja iblis mengerahkan halilintar
lelaki tua itu pun tersambar petir
terbakar dalam ajal
bersama pohon yang menghangus
ucap raja iblis:
“jangan pernah mengusik
kemunafikan pemimpinan negeri
dengan kemunafikan
mereka sekutu kami”
April 2011
Puisi “HIRUK PIKUK” | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
HIRUK PIKUK
dunia hiruk pikuk
senandungkan nyanyian globalisasi
dari segala penjuru,
keriuhan datang menyerbu
ketenangan, kesunyian, kedamaian,
terporak porandakan
sekeping demi sekeping
hati mengeras mengering
lalu sebagian dari hati itu
mendekam membisu
di pojokan-pojokan sejarah
akal lalu digairahkan
bergumul debu-debu khayalan
sebagian lain dari hati itu
membungkam diam
segala hiruk pikuk
berderap ke depan bersama
kibaran panji-panji perlawanan
kita pun lantas tersentak
oleh terorisme dan
ledakan bom
dunia hiruk pikuk
melantunkan kidung globalisasi
dari segala penjuru,
keriuhan datang menyerbu
kita pun terpelanting antara
membisu di pojokan sejarah
atau
mengepalkan tangan perlawanan
2011
Anwari WMK
HIRUK PIKUK
dunia hiruk pikuk
senandungkan nyanyian globalisasi
dari segala penjuru,
keriuhan datang menyerbu
ketenangan, kesunyian, kedamaian,
terporak porandakan
sekeping demi sekeping
hati mengeras mengering
lalu sebagian dari hati itu
mendekam membisu
di pojokan-pojokan sejarah
akal lalu digairahkan
bergumul debu-debu khayalan
sebagian lain dari hati itu
membungkam diam
segala hiruk pikuk
berderap ke depan bersama
kibaran panji-panji perlawanan
kita pun lantas tersentak
oleh terorisme dan
ledakan bom
dunia hiruk pikuk
melantunkan kidung globalisasi
dari segala penjuru,
keriuhan datang menyerbu
kita pun terpelanting antara
membisu di pojokan sejarah
atau
mengepalkan tangan perlawanan
2011
Puisi “BADAI MERINDU” | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
BADAI MERINDU
badai itu datang
bersama perih pedih
damai lari tunggang langgang
badai telah
mengoyak, mengiris
damai
tapi,
serangga renik
memberi pekabaran
tentang badai
luruh dalam damai
menggapai akhir
dalam damai
badai merindu
merindu damai
sungguh, selalu.
badai dalam damai
tak ada damai tak membadai
2011
Anwari WMK
BADAI MERINDU
badai itu datang
bersama perih pedih
damai lari tunggang langgang
badai telah
mengoyak, mengiris
damai
tapi,
serangga renik
memberi pekabaran
tentang badai
luruh dalam damai
menggapai akhir
dalam damai
badai merindu
merindu damai
sungguh, selalu.
badai dalam damai
tak ada damai tak membadai
2011
Puisi “KEPALSUAN” | Karya Anwar WMK
Puisi Karya
Anwar WMK
KEPALSUAN
Pada setiap malam yang kelam
Pada relung-relung gelap malam
Tersembunyi kemurungan manusia
Jiwa terlecut segera
Bersua siang penuh cahaya
Jam-jam dinding terus berdetak
Sekadar penegasan, semata penanda
Malam dihalau bergegas oleh
Episode baru
Perburuan menggapai siang
Pergumulan merengkuh benderang
Maka,
Obsesi itu tak pernah pudar
Malam musti segera berlalu
Untuk siang yang ditunggu
Kepalsuan terus membahana
Bersama lecutan obsesi
Mengusir malam dengan siang
Padahal,
Dari zaman ke zaman,
Gairah debu tanah masih terus
Membadai kacaukan manusia
Sepanjang siang, sepanjang malam
Dalam gelap malam
Pada benderang siang
Manusia masih jua
Debu tanah
Belum jua mampu menggapai
Cahaya maha cahaya
Manusia masih
Terpasung kepalsuan
Bercahaya dalam seakan
Dalam umpama.
April 2011
Anwar WMK
KEPALSUAN
Pada setiap malam yang kelam
Pada relung-relung gelap malam
Tersembunyi kemurungan manusia
Jiwa terlecut segera
Bersua siang penuh cahaya
Jam-jam dinding terus berdetak
Sekadar penegasan, semata penanda
Malam dihalau bergegas oleh
Episode baru
Perburuan menggapai siang
Pergumulan merengkuh benderang
Maka,
Obsesi itu tak pernah pudar
Malam musti segera berlalu
Untuk siang yang ditunggu
Kepalsuan terus membahana
Bersama lecutan obsesi
Mengusir malam dengan siang
Padahal,
Dari zaman ke zaman,
Gairah debu tanah masih terus
Membadai kacaukan manusia
Sepanjang siang, sepanjang malam
Dalam gelap malam
Pada benderang siang
Manusia masih jua
Debu tanah
Belum jua mampu menggapai
Cahaya maha cahaya
Manusia masih
Terpasung kepalsuan
Bercahaya dalam seakan
Dalam umpama.
April 2011
Puisi "SEMUT-SEMUT" | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
SEMUT-SEMUT
dari banyuwangi
perempuan itu membawa
berikat-ikat rambutan.
sesampainya di jakarta
rambutan itu dibagi habis
kepada banyak orang
sekawanan semut,
terbawa serta di antara
buah rambutan
dan kebingungan
sesampainya di jakarta
semut-semut itu
tak tahu arah mata angin
tapi sangatlah paham
jakarta panas sumpek
juga merasakan
atmosfer jakarta yang buas
penghuninya kaum karnivora
semut-semut itu ingin
kembali ke tempat asalnya
tapi tak tahu
bagaimana caranya
April 2011
Anwari WMK
SEMUT-SEMUT
dari banyuwangi
perempuan itu membawa
berikat-ikat rambutan.
sesampainya di jakarta
rambutan itu dibagi habis
kepada banyak orang
sekawanan semut,
terbawa serta di antara
buah rambutan
dan kebingungan
sesampainya di jakarta
semut-semut itu
tak tahu arah mata angin
tapi sangatlah paham
jakarta panas sumpek
juga merasakan
atmosfer jakarta yang buas
penghuninya kaum karnivora
semut-semut itu ingin
kembali ke tempat asalnya
tapi tak tahu
bagaimana caranya
April 2011
Puisi "KAKI" | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
KAKI
Semula,
engkau belajar menginjak bumi
Setelah itu,
engkau berjalan di muka bumi
Kemudian,
dengan kemudi akal,
engkau melangkah menuju
sudut-sudut dunia
Akhirnya,
engkau melangkah tanpa kemudi
di semesta langit makrifat
bersama hakikat yang maha hakikat
April 2011
Anwari WMK
KAKI
Semula,
engkau belajar menginjak bumi
Setelah itu,
engkau berjalan di muka bumi
Kemudian,
dengan kemudi akal,
engkau melangkah menuju
sudut-sudut dunia
Akhirnya,
engkau melangkah tanpa kemudi
di semesta langit makrifat
bersama hakikat yang maha hakikat
April 2011
Puisi "PENA PENYAIR" | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
PENA PENYAIR
dunia berselubung kotor
memaksa angin
berhenti mendesau
memaksa burung-burung
berhenti berkicau
di podium-podium politik
kehendak dan kata-kata
tertahbiskan sebagai bolduser
kian remuk redamkan dunia
dalam kubangan
tersangatkan kotor
tapi, di ujung pena penyair
dunia niscaya dibersihkan
di ujung pena penyair,
musti tergores
hikmah dan harapan
agar dunia pulang kembali
menuju kemurniannya yang azali
wahai penyair,
rawat kebeningan nurani
pena kalian
agar dunia tak kian
compang camping.
2011
Anwari WMK
PENA PENYAIR
dunia berselubung kotor
memaksa angin
berhenti mendesau
memaksa burung-burung
berhenti berkicau
di podium-podium politik
kehendak dan kata-kata
tertahbiskan sebagai bolduser
kian remuk redamkan dunia
dalam kubangan
tersangatkan kotor
tapi, di ujung pena penyair
dunia niscaya dibersihkan
di ujung pena penyair,
musti tergores
hikmah dan harapan
agar dunia pulang kembali
menuju kemurniannya yang azali
wahai penyair,
rawat kebeningan nurani
pena kalian
agar dunia tak kian
compang camping.
2011
Sabtu, 16 April 2011
Puisi “PINGGIRAN JALAN” | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
PINGGIRAN JALAN
seorang lelaki berdiri di
pinggiran jalan
saat menyaksikan seorang tua
tertatih-tatih
berjalan menuju kepadanya
lelaki itu mengira,
akan ada tanya dari seorang tua
ihwal arah jalan dan jurusan
orang tua tertatih-tatih itu pun
memang lontarkan kalimat tanya
tapi bukan tentang jalan dan jurusan.
orang tua itu bertanya:
“dari mana asal segenap hakikat
dalam diri engkau
dan kemana segenap hakikat
dalam diri engkau berlalu
bersama waktu,
jika engkau gagap tak mampu
menjawab pertanyaan ini
engkau belum jua manusia
engkau sekadar mahluk bernyawa
cumalah binatang yang berakal
engkau belum jua manusia
belum”
di pinggiran jalan itu
lelaki itu
sungguh terperangah.
belum pernah sebelumnya
ia bersua seorang tua
dengan membuhul pertanyaan
aneh berlumur janggal
dan lelaki yang berdiri
di pinggiran jalan itu, tiba-tiba
mulai sanksi pada dirinya.
benarkah dirinya manusia
atau belum manusia
ingin ia balik bertanya
ihwal makrifat manusia
kepada orang tua itu
tapi orang tua itu telah
berlalu entah kemana
April 2011
Anwari WMK
PINGGIRAN JALAN
seorang lelaki berdiri di
pinggiran jalan
saat menyaksikan seorang tua
tertatih-tatih
berjalan menuju kepadanya
lelaki itu mengira,
akan ada tanya dari seorang tua
ihwal arah jalan dan jurusan
orang tua tertatih-tatih itu pun
memang lontarkan kalimat tanya
tapi bukan tentang jalan dan jurusan.
orang tua itu bertanya:
“dari mana asal segenap hakikat
dalam diri engkau
dan kemana segenap hakikat
dalam diri engkau berlalu
bersama waktu,
jika engkau gagap tak mampu
menjawab pertanyaan ini
engkau belum jua manusia
engkau sekadar mahluk bernyawa
cumalah binatang yang berakal
engkau belum jua manusia
belum”
di pinggiran jalan itu
lelaki itu
sungguh terperangah.
belum pernah sebelumnya
ia bersua seorang tua
dengan membuhul pertanyaan
aneh berlumur janggal
dan lelaki yang berdiri
di pinggiran jalan itu, tiba-tiba
mulai sanksi pada dirinya.
benarkah dirinya manusia
atau belum manusia
ingin ia balik bertanya
ihwal makrifat manusia
kepada orang tua itu
tapi orang tua itu telah
berlalu entah kemana
April 2011
Jumat, 15 April 2011
Puisi “AKHIR PERJALANAN” | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
AKHIR PERJALANAN
berdiri di tonggak waktu
akhir perjalanan
pada segenap arah mata angin
lorong-lorong buntu
tak ada lagi saat, merajut kebajikan
inilah fase penghabisan
hidup lantas sekadar arkeologi
masa nan lampau
tapi seperti dinubuahkan langit
hayat terus berlanjut
perjalanan lalu menuju
ke haribaan diri yang sendiri
perjalanan yang sungguh sunyi
di ujung akhir perjalanan
segenap makrifat tersingkap.
dalam diri ternyata
terbentang lorong panjang
tanpa akhir, tanpa permulaan
pada lorong itu,
perjalanan menghentak
di luar daging, di luar kata-kata
tuhan masih berkehendak
meski manusia tuntas
berdiri di tonggak waktu
akhir perjalanan
bertahta di atas angin
roh manusia lalu
melompat bebas
dari galaksi ke galaksi
2011
Anwari WMK
AKHIR PERJALANAN
berdiri di tonggak waktu
akhir perjalanan
pada segenap arah mata angin
lorong-lorong buntu
tak ada lagi saat, merajut kebajikan
inilah fase penghabisan
hidup lantas sekadar arkeologi
masa nan lampau
tapi seperti dinubuahkan langit
hayat terus berlanjut
perjalanan lalu menuju
ke haribaan diri yang sendiri
perjalanan yang sungguh sunyi
di ujung akhir perjalanan
segenap makrifat tersingkap.
dalam diri ternyata
terbentang lorong panjang
tanpa akhir, tanpa permulaan
pada lorong itu,
perjalanan menghentak
di luar daging, di luar kata-kata
tuhan masih berkehendak
meski manusia tuntas
berdiri di tonggak waktu
akhir perjalanan
bertahta di atas angin
roh manusia lalu
melompat bebas
dari galaksi ke galaksi
2011
Puisi “TENGAH MALAM” | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
TENGAH MALAM
lewat tengah malam
pohon-pohon rebah di
pinggiran jalan
seorang lelaki melintasi
jalanan itu
pohon-pohon takzim
memberinya hormat
kawanan burung malam
saling bersahut kalam
menjelaskan siapa dia
lewat tengah malam
di jalanan itu.
kata seekor burung malam:
lelaki itu baru saja datang
dari langit
membawa kabar tentang
manusia yang fana
tapi abadi bersama
karya-karya
burung malam lain pun
berkata:
jika demikian halnya
dorong manusia,
sepanjang hayat
tiada henti bergumul
melahirkan karya-karya.
katakan juga pada manusia
sia-sia hidup ini
jika tak pernah mampu
melahirkan karya-karya
sungguh,
burung malam riuh
saling bersahutan
berucap kalam
ihwal seorang lelaki
baru datang dari langit
pohon-pohon rebah
lewat tengah malam itu
April 2011
Anwari WMK
TENGAH MALAM
lewat tengah malam
pohon-pohon rebah di
pinggiran jalan
seorang lelaki melintasi
jalanan itu
pohon-pohon takzim
memberinya hormat
kawanan burung malam
saling bersahut kalam
menjelaskan siapa dia
lewat tengah malam
di jalanan itu.
kata seekor burung malam:
lelaki itu baru saja datang
dari langit
membawa kabar tentang
manusia yang fana
tapi abadi bersama
karya-karya
burung malam lain pun
berkata:
jika demikian halnya
dorong manusia,
sepanjang hayat
tiada henti bergumul
melahirkan karya-karya.
katakan juga pada manusia
sia-sia hidup ini
jika tak pernah mampu
melahirkan karya-karya
sungguh,
burung malam riuh
saling bersahutan
berucap kalam
ihwal seorang lelaki
baru datang dari langit
pohon-pohon rebah
lewat tengah malam itu
April 2011
Kamis, 14 April 2011
Puisi “DOA KITA” | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
DOA KITA
doa kita
menembus pelataran hati
mencerabut akar kekikiran
jiwa
doa kita
mengikhlaskan kegembiraan
meringankan kedukaan
doa kita
membentuk kekuatan
cinta dan pelayanan
doa kita
tak memungkiri kemiskinan
tak bertekuk lutut pada
kuasa angkara murka
doa kita
mengangkat tinggi akal
melampauai segala sia-sia
doa kita
memasrahkan segenap diri
pada kehendak yang ilahi
April 2011
Anwari WMK
DOA KITA
doa kita
menembus pelataran hati
mencerabut akar kekikiran
jiwa
doa kita
mengikhlaskan kegembiraan
meringankan kedukaan
doa kita
membentuk kekuatan
cinta dan pelayanan
doa kita
tak memungkiri kemiskinan
tak bertekuk lutut pada
kuasa angkara murka
doa kita
mengangkat tinggi akal
melampauai segala sia-sia
doa kita
memasrahkan segenap diri
pada kehendak yang ilahi
April 2011
Puisi “DUNIA INI” | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
DUNIA INI
kata-kata lahir dari
rahim-rahim kebenaran
ikhtiar-ikhtiar membentangkan
kesempurnaan
kebeningan akal berjalan
menuju samudera hikmah
pikiran dituntun maju
menggapai kebermaknaan
tindakan
begitulah dunia ini
namun kini terpecah
menjadi kepingan retak oleh
kedunguan jiwa para pemimpin
bertahta di istana-istana
kesadaran sempit
dunia ini, lalu
bukan dunia ini
April 2011
Anwari WMK
DUNIA INI
kata-kata lahir dari
rahim-rahim kebenaran
ikhtiar-ikhtiar membentangkan
kesempurnaan
kebeningan akal berjalan
menuju samudera hikmah
pikiran dituntun maju
menggapai kebermaknaan
tindakan
begitulah dunia ini
namun kini terpecah
menjadi kepingan retak oleh
kedunguan jiwa para pemimpin
bertahta di istana-istana
kesadaran sempit
dunia ini, lalu
bukan dunia ini
April 2011
Puisi “CINTA” | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
CINTA
jika seorang manusia
mencintaimu,
maka ia menjaga
keamanan dirimu
jika tuhan
mencintaimu,
maka ia perlihatkan
jalan terang pembebasan
kepada dirimu
cinta manusia kepadamu
membelenggu
cinta tuhan kepadamu
membebaskan
cinta dalam keberlanjutan
tarik-menarik antara
belenggu dan kebebasan
April 2011
Anwari WMK
CINTA
jika seorang manusia
mencintaimu,
maka ia menjaga
keamanan dirimu
jika tuhan
mencintaimu,
maka ia perlihatkan
jalan terang pembebasan
kepada dirimu
cinta manusia kepadamu
membelenggu
cinta tuhan kepadamu
membebaskan
cinta dalam keberlanjutan
tarik-menarik antara
belenggu dan kebebasan
April 2011
Puisi “PENGORBANAN” | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
PENGORBANAN
di tengah kawanan binatang buas,
seekor kelinci menari
agar dirinya tak dimangsa
agar dikira memberi penghiburan
gerombolan binatang buas itu
terperangah takjub
menatap pesona
betapa indah tarian
sang kelinci
lantas,
gerombolan binatang pemangsa itu
mabuk kepayang, hilang jati diri
gigi dan kuku, sontak majal
mereka kini predator tumpul
berkurban demi merengkuh
keindahan tarian
padahal agar terselamatkan,
kelinci menari tiada akhir
tiada pernah henti
hingga compang luruh jati diri
camping tergerus segenap eksistensi
pada nokhtah pendulum yang lain
sang kelinci pun korban
maka, inilah adanya
pada pelataran panggung kehidupan
semua aktor hanyalah pecundang
sebab pemenangnya adalah
sang penguasa waktu
April 2011
Anwari WMK
PENGORBANAN
di tengah kawanan binatang buas,
seekor kelinci menari
agar dirinya tak dimangsa
agar dikira memberi penghiburan
gerombolan binatang buas itu
terperangah takjub
menatap pesona
betapa indah tarian
sang kelinci
lantas,
gerombolan binatang pemangsa itu
mabuk kepayang, hilang jati diri
gigi dan kuku, sontak majal
mereka kini predator tumpul
berkurban demi merengkuh
keindahan tarian
padahal agar terselamatkan,
kelinci menari tiada akhir
tiada pernah henti
hingga compang luruh jati diri
camping tergerus segenap eksistensi
pada nokhtah pendulum yang lain
sang kelinci pun korban
maka, inilah adanya
pada pelataran panggung kehidupan
semua aktor hanyalah pecundang
sebab pemenangnya adalah
sang penguasa waktu
April 2011
Rabu, 13 April 2011
Puisi "ULAT BULU" | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
ULAT BULU
Langit runtuh
Tak kuasa terkoyak gelisah
Kuasa politik sesak basa-basi
Langit resah
Menatap pemimpin negeri
Berlepotan
Gincu kemunafikan
Tiba-tiba,
Menatap langit runtuh itu,
Bangsa ulat bulu marah
Mereka gusar
Mangapa langit diruntuhkan
Lalu,
Raja diraja ulat bulu
Kerahkan rakyat ulat bulu
Unjuk kuasa di pohon-pohon
Dan seperti biasanya
Juru warta sibuk
Menjahit nubuah
Entah untuk siapa
Secuil demi secuil
Geografi Nusantara
Dalam kepungan serbuan
Ulat bulu
Dan pemimpin negeri
Masih jua seperti kemarin dulu
Sibuk berganti gincu
April 2011
Anwari WMK
ULAT BULU
Langit runtuh
Tak kuasa terkoyak gelisah
Kuasa politik sesak basa-basi
Langit resah
Menatap pemimpin negeri
Berlepotan
Gincu kemunafikan
Tiba-tiba,
Menatap langit runtuh itu,
Bangsa ulat bulu marah
Mereka gusar
Mangapa langit diruntuhkan
Lalu,
Raja diraja ulat bulu
Kerahkan rakyat ulat bulu
Unjuk kuasa di pohon-pohon
Dan seperti biasanya
Juru warta sibuk
Menjahit nubuah
Entah untuk siapa
Secuil demi secuil
Geografi Nusantara
Dalam kepungan serbuan
Ulat bulu
Dan pemimpin negeri
Masih jua seperti kemarin dulu
Sibuk berganti gincu
April 2011
Puisi "PENJARA" | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
PENJARA
seekor merpati jantan
berkata:
"jangan sampai kita
meniru tabiat manusia
rela terkekang
penjara harta"
seekor merpati betina
menjawab:
"karena penjara itu
manusia hilang
kemanusiannya
lebih binatang dari
binatang"
seekor kuda mendengar
percakapan
sepasang merpati itu
akhirnya paham
mengapa tiada henti
manusia
membawa bangsa kuda
ke medan-medan perang
Jakarta, April 2011
Anwari WMK
PENJARA
seekor merpati jantan
berkata:
"jangan sampai kita
meniru tabiat manusia
rela terkekang
penjara harta"
seekor merpati betina
menjawab:
"karena penjara itu
manusia hilang
kemanusiannya
lebih binatang dari
binatang"
seekor kuda mendengar
percakapan
sepasang merpati itu
akhirnya paham
mengapa tiada henti
manusia
membawa bangsa kuda
ke medan-medan perang
Jakarta, April 2011
Selasa, 12 April 2011
Puisi “BAYANGMU” | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
BAYANGMU
Engkau takkan pernah mampu
Lari dari bayangmu
Engkau takkan pernah mungkin
Melompat menjauh dari bayangmu
Tak mampu engkau berontak
Melawan bayangmu
Saat engkau bergerak ke samping
Bayangmu bergerak ke samping
Saat engkau beringsut ke belakang
Bayangmu beringsut ke belakang
Saat engkau merangsak ke depan
Bayangmu merangsak ke depan
Kau mungkin berkata:
Dirimu bukan bayangmu, dan
Bayangmu bukan dirimu
Tapi engkau tiada daya
Melepas pisahkan dirimu dengan
Bayangmu
Setiap kebaikan terpatri dalam dirimu
Tertandingi oleh bayang kebaikanmu
Setiap kejahatan teronggok dalam dirimu
Bersanding dengan bayang kejahatanmu
Maka, dalam dirimu itu
Kebaikan tak seluruhnya baik
Kejahatan tak sepenuhnya jahat
Ada jahat dalam baik
Ada baik dalam jahat
Semua itu hanyalah secuil bukti
Bahwa engkau memang tercipta dari
Debu tanah. Ringkih.
Terpedaya bayang-bayang.
2011
Anwari WMK
BAYANGMU
Engkau takkan pernah mampu
Lari dari bayangmu
Engkau takkan pernah mungkin
Melompat menjauh dari bayangmu
Tak mampu engkau berontak
Melawan bayangmu
Saat engkau bergerak ke samping
Bayangmu bergerak ke samping
Saat engkau beringsut ke belakang
Bayangmu beringsut ke belakang
Saat engkau merangsak ke depan
Bayangmu merangsak ke depan
Kau mungkin berkata:
Dirimu bukan bayangmu, dan
Bayangmu bukan dirimu
Tapi engkau tiada daya
Melepas pisahkan dirimu dengan
Bayangmu
Setiap kebaikan terpatri dalam dirimu
Tertandingi oleh bayang kebaikanmu
Setiap kejahatan teronggok dalam dirimu
Bersanding dengan bayang kejahatanmu
Maka, dalam dirimu itu
Kebaikan tak seluruhnya baik
Kejahatan tak sepenuhnya jahat
Ada jahat dalam baik
Ada baik dalam jahat
Semua itu hanyalah secuil bukti
Bahwa engkau memang tercipta dari
Debu tanah. Ringkih.
Terpedaya bayang-bayang.
2011
Senin, 11 April 2011
Puisi “DUA TONGGAK CINTA” | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
DUA TONGGAK CINTA
Berdiri di antara pilihan bebas
manusia penentu antara
penyatuan atau keterpisahan
dua tonggak cinta
Bila memilih penyatuan
cinta manusia kepada kehidupan
adalah prolog menggapai cinta Tuhan
manusia dalam keutuhan makna
untuk dua tonggak cinta
Bila memilih keterpisahan
cinta manusia kepada kehidupan
adalah negasi terhadap cinta Tuhan
manusia dalam compang-camping makna
untuk dua tonggak cinta
Dan kata Tuhan:
“Manusia bebas memilih
bebas. bebas. bebas memilih.
dan pula,
manusia bebas menyesal
menjelang tiba ajal”
April 2011
Catatan:
Puisi ini diilhami oleh Al Qur’an, surah Ali ‘Imran, ayat 14.
Anwari WMK
DUA TONGGAK CINTA
Berdiri di antara pilihan bebas
manusia penentu antara
penyatuan atau keterpisahan
dua tonggak cinta
Bila memilih penyatuan
cinta manusia kepada kehidupan
adalah prolog menggapai cinta Tuhan
manusia dalam keutuhan makna
untuk dua tonggak cinta
Bila memilih keterpisahan
cinta manusia kepada kehidupan
adalah negasi terhadap cinta Tuhan
manusia dalam compang-camping makna
untuk dua tonggak cinta
Dan kata Tuhan:
“Manusia bebas memilih
bebas. bebas. bebas memilih.
dan pula,
manusia bebas menyesal
menjelang tiba ajal”
April 2011
Catatan:
Puisi ini diilhami oleh Al Qur’an, surah Ali ‘Imran, ayat 14.
Puisi “KHIANAT CINTA” | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
KHIANAT CINTA
di atas bukit hijau
kesejatian cinta terkhianati
oleh keyakinan dan kata-kata
tuhan resah melalui firmannya
di atas bukit hijau itu
manusia berhimpun
menyatakan cintanya
kepada tuhan maha kuasa
doa-doa bersama dipanjatkan
sebagai elegi cinta tiada tara
tapi hati setiap manusia
di atas bukit hijau itu
terbuai cinta membara
untuk ego harta kuasa
tuhan resah melalui firmannya
cinta manusia terbelah mendua
dan nama tuhan disebut
sekadar gincu basa-basi
April 2011
Catatan:
Puisi ini diilhami oleh Al Qur’an, surah Al Baqarah ayat 165.
Anwari WMK
KHIANAT CINTA
di atas bukit hijau
kesejatian cinta terkhianati
oleh keyakinan dan kata-kata
tuhan resah melalui firmannya
di atas bukit hijau itu
manusia berhimpun
menyatakan cintanya
kepada tuhan maha kuasa
doa-doa bersama dipanjatkan
sebagai elegi cinta tiada tara
tapi hati setiap manusia
di atas bukit hijau itu
terbuai cinta membara
untuk ego harta kuasa
tuhan resah melalui firmannya
cinta manusia terbelah mendua
dan nama tuhan disebut
sekadar gincu basa-basi
April 2011
Catatan:
Puisi ini diilhami oleh Al Qur’an, surah Al Baqarah ayat 165.
Puisi “DINDING LANGIT” | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
DINDING LANGIT
Sekelompok orang membangun dinding
Segenap keyakinan dihimpun kerahkan
Menjadi ideologi perkawanan
Mereka membentak, menghardik kiri kanan
Segala wajah bukan pembangun dinding
Dinding itu lalu meninggi
Tinggi. Tinggi. Terus meninggi.
Terus meninggi. Terus. Terus meninggi.
Hingga kemudian dinding itu
Menyentuh langit, menggapai langit
Para pembangun dinding, lalu
Merayakan segenap pencapaian
Seorang dipanggil pemimpin
Lantas berkata:
“Hari ini telah disempurnakan
Bangunan dinding menyentuh langit
Mulai esok jelas sudah
Siapa kawan, siapa lawan
Kita musti tipu daya mereka
Dengan mengatasnamakan Tuhan
Sebut saja dinding langit itu
Telah sudah menyentuh Tuhan
Dengan dinding langit
Kita pupuk pohon-pohon kekuasaan
Dengan dinding langit
Kita petik buah-buah dari
Pohon-pohon kekuasaan”
Sekawanan burung elang bingung masgul
Menatap dinding langit kebuasan
Atas nama Tuhan, manusia memangsa
Sesamanya.
April 2011
Anwari WMK
DINDING LANGIT
Sekelompok orang membangun dinding
Segenap keyakinan dihimpun kerahkan
Menjadi ideologi perkawanan
Mereka membentak, menghardik kiri kanan
Segala wajah bukan pembangun dinding
Dinding itu lalu meninggi
Tinggi. Tinggi. Terus meninggi.
Terus meninggi. Terus. Terus meninggi.
Hingga kemudian dinding itu
Menyentuh langit, menggapai langit
Para pembangun dinding, lalu
Merayakan segenap pencapaian
Seorang dipanggil pemimpin
Lantas berkata:
“Hari ini telah disempurnakan
Bangunan dinding menyentuh langit
Mulai esok jelas sudah
Siapa kawan, siapa lawan
Kita musti tipu daya mereka
Dengan mengatasnamakan Tuhan
Sebut saja dinding langit itu
Telah sudah menyentuh Tuhan
Dengan dinding langit
Kita pupuk pohon-pohon kekuasaan
Dengan dinding langit
Kita petik buah-buah dari
Pohon-pohon kekuasaan”
Sekawanan burung elang bingung masgul
Menatap dinding langit kebuasan
Atas nama Tuhan, manusia memangsa
Sesamanya.
April 2011
Puisi “TARIAN MANUSIA” | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
TARIAN MANUSIA
Kala kesengsaraan mengetuk pintu
Perjumpaan cinta melintasi
Gelap-gelap malam
Malam sehitam batu kelam
Manusia lalu berseru
Di mana cahaya maha cahaya
Seperti repetisi dalam doa-doa
Kebebasan adalah apa yang didamba
Bukan apa yang direngkuh
Manusia lantas paham dua soal
# Kekayaan jiwa tak terhingga
# Selubung debu kematian
Dan manusia sesungguhnya
Menari di antara
Jiwa yang hidup, dan
Kematian yang mendebu
Ooh manusia,
Engkau dalam fana yang abadi
Engkau dalam abadi yang fana
April 2011
Anwari WMK
TARIAN MANUSIA
Kala kesengsaraan mengetuk pintu
Perjumpaan cinta melintasi
Gelap-gelap malam
Malam sehitam batu kelam
Manusia lalu berseru
Di mana cahaya maha cahaya
Seperti repetisi dalam doa-doa
Kebebasan adalah apa yang didamba
Bukan apa yang direngkuh
Manusia lantas paham dua soal
# Kekayaan jiwa tak terhingga
# Selubung debu kematian
Dan manusia sesungguhnya
Menari di antara
Jiwa yang hidup, dan
Kematian yang mendebu
Ooh manusia,
Engkau dalam fana yang abadi
Engkau dalam abadi yang fana
April 2011
Sabtu, 09 April 2011
Puisi “TIDURMU” | Karya Anwari WMK
Puisi Karya
Anwari WMK
TIDURMU
Tidurmu pertanda
Engkau layu dalam buaian takdir
Saat terang cahaya
Pada siang penuh benderang
Engkau raja kehidupan
Bermahkotakan kekuasaan
Engkau genggam segala titah
Dan juga pemilik sumpah serapah
Ternyata, tidur mendedah titik jedah
Untuk perkasanmu yang dietalasekan
Engkau layu dalam nyanyian alam
Berselubung pekat malam
Sudah tiba saatnya
Ciptakan rumah peradaban
Dalam tidurmu yang layu
Agar kelak saat terjaga
Rumah peradaban itu hadir
# Mendarah.
# Mendaging.
April 2011
Anwari WMK
TIDURMU
Tidurmu pertanda
Engkau layu dalam buaian takdir
Saat terang cahaya
Pada siang penuh benderang
Engkau raja kehidupan
Bermahkotakan kekuasaan
Engkau genggam segala titah
Dan juga pemilik sumpah serapah
Ternyata, tidur mendedah titik jedah
Untuk perkasanmu yang dietalasekan
Engkau layu dalam nyanyian alam
Berselubung pekat malam
Sudah tiba saatnya
Ciptakan rumah peradaban
Dalam tidurmu yang layu
Agar kelak saat terjaga
Rumah peradaban itu hadir
# Mendarah.
# Mendaging.
April 2011
Langganan:
Postingan (Atom)