Puisi Karya
Anwari WMK
SRIKANDI HITAM
kami menatapmu masygul
punah selera ‘tuk percaya
dongengmu tentang
hujan yang masih, di sore hari
kami juga sangsi ceritamu tentang
sungai-sungai yang di punggungnya
mengalir anggur-anggur
kami pun ragu akan kisahmu
tentang bunga semerbak, di sebuah taman
kami justru terluka jiwa, dan harus
memanggilmu: Srikandi hitam.
kau tahu.
negeri ini sudah lampau
oleh semburat emansipasi
orang tlah lama bertukar kata
hal ihwal evolusi jiwa kaum hawa
dan Kartini sudah takzim
di pucuk ketinggian gunung
maka, kibar panji demokrasi
hadir bersama rindu kaum hawa
: apa yang kurang, seperti ucap seorang bijak
kami menatapmu masygul kini
sebab, maskulin juga, kau rupanya
dalam rampang terjang kuasa
kau perlakukan dirimu kepompong
dari pengatur ke pemain
bersama maskulinitas
kau terjang rampang kuasa
di pucuk gunung itu, panji demokrasi masih
kibar bersama semayam: sukma Kartini
tapi kini, panji tertoreh
gambar kelam
kelebat Srikandi hitam!
Jakata, 23 Juni 2010
Catatan:
Puisi ini merupakan refleksi terhadap rekrutmen Andi Nurpati dalam struktur kepengurusan Partai Demokrat. Padahal, Ibu Andi Nurpati masih aktif sebagai anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Untuk skandal politik lain melibatkan Ibu Andi Nurpati silahkan simak:
>>>http://www.mediaindonesia.com/read/2011/05/05/229904/284/1/Polri_Diminta_Serius_Usut_Andi_Nurpati
>>>http://www.mediaindonesia.com/read/2011/05/05/229748/284/1/_Polri_belum_Berencana_Panggil_Andi_Nurpati
>>>http://www.mediaindonesia.com/read/2011/05/05/229676/284/1/Andi_Nurpati_Siap_Diperiksa_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar