Puisi
Anwari WMK
BATU BISU
untuk filosof: Suhrawardi al-Maqtul
dulu,
ia batu bisu
ia bisu batu
kini,
ia batu tak bisu
ia tak bisu batu
dulu,
kukira ia kelam
gelap lahir batin
kini,
kupetik kabar dari langit
pada batin batu semula kucerna kelam
ada matahari bersinar terang
ada rembulan bercahaya benderang
"mau apa lagi?"
kata pucuk-pucuk ilalang
"tak ada hidup dalam diam
pada setiap tengara kelam
berpendar terpendar cahaya
seperti perang antar-bintang"
hari ini kulambaikan tangan
kepada batu bisu itu
sebab ia telah
tak batu bisu
sebab ia telah
bukan bisu batu
dan kepada langit
kuberikan indah senyuman
mewahyukan hakikat
tak ada batu bisu
tak ada bisu batu
meski batu itu
masih terus teronggok
dalam jutaan
lipatan-lipatan waktu
[2012]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar