Puisi Karya
Anwari WMK
PURNAMA DATANG
Bila purnama datang
Cahayanya kian menyingkap
Betapa puisi-puisi tertanam
Di halaman
Sungguh meneteskan airmata
Dulu
Saat perempuan bergaun
Putih-coklat
Bertanam puisi di halaman
Ia meminta semua puisi
Agar tumbuh bermekaran
Tanpa tetes airmata
Ternyata,
Bila purnama datang
Tersingkap disangatkan jelas
Puisi-puisi itu meneteskan
Airmata
Tanpa henti
Tanpa jedah
Pernah di suatu purnama
Seekor kelinci bertanya:
"Mengapa puisi mekar di halaman
Musti harus
Meneteskan airmata?"
Puisi-puisi lalu menjawab:
"Aku tak menangisi diriku sendiri
Aku menangisi perempuan
Bergaun putih-coklat.
Sebab ia sabar
Merawat rindu kepada lelaki
Sementara lelaki itu
Pemilik segenap puisi
Tiada pernah ia miliki"
Kelinci kini terpana
Tiada sadar
Turut pula meneteskan
Airmata
Surabaya, 16 Juli 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar