Minggu, 15 Juni 2014

Puisi "LORONG" | Karya Anwari WMK

LORONG

Dia menapaki lorong-lorong kota besar
Dalam tasnya tergeletak harap cemas
Seandainya aku bisa memberinya payung
Tubuhnya merdeka dari hujan dan panas
Tapi, aku pun pengelana kota besar
Basah tubuhku tersiram air hujan
Tersengat sinaran cahaya matahari
Tergeliat sayat tanpa payung
Maka, kami pun sekufu meniti takdir
Di lorong-lorong panjang menderu debu
Pilu penaku turut terguncang
Getar-gemetar harap dan cemas

Saat lorong basah terturap gerimis
Di sebuah senja kami jumpa
Bertukar senyum dan tatapan mata
Dan lontaran kalam tentang keabadian
Setelah itu kami kembali berjalan
Beriring salam semoga masih ada perjumpaan
Kami kembali menapak langkah sendirian
Lorong demi lorong tak berkesudahan

Di kerajaan puisi aku berkata:
"Tuhan, izinkan kami bergandeng tangan
Dengan ridha-Mu, dengan berkah-Mu
Saling menguatkan dalam genggaman jemari
Tabah senafas menapaki lorong-lorong
Sabar menjejak balada takdir setara
Bila lorong-lorong itu bersimbah airmata
Maka itulah airmata cinta dalam deru kalbu
Tersenandung syahdu di keabadian rindu"

Jakarta, 13 Juni 2014

ANWARI WMK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar