BARUS–BOSPORUS
Lelaki itu menapak
balada panjang
Meliku antara
Barus–Bosporus
Jiwanya meremang
sendu
Di antara
pucuk-pucuk perdu
Dia mencatat segala
ihwal
Alam merembang nyanyian
Angin merapal tarian
Manusia bertali
kekang perbudakan
Pada tikungan
jalan
Ke arah kiri
Dia jedah sejenah
Demi merapal semesta
makna
Barus kian jauh di
buritan
Bosporus berkelebat
Di hamparan mata
sembab
Lelaki itu tumpah
airmata
Saat tiba kembali
Di kampung
halamannya
Lelaki itu
berkawan selaksa diam
Batinnya membisu bersama
tanya
Tiga bulan
kemudian
Lelaki itu dipilih
Tuhan
Memikul aras peradaban
Nabi akhir zaman
Bersama riak
Sekuntum puisi
Kini kusebut dia:
Khatamin Nabiyyin
(2018)
Anwari WMK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar