Rabu, 10 September 2014

PENYIRAM MAWAR MERAH

PENYIRAM MAWAR MERAH

Lelaki itu berdiri kokoh
Di puncak ketinggian bukit hijau
Ia memandangi kejauhan lembah
Menatap sosok seorang perempuan
Menyiram berkuntum-kuntum
Kembang mawar merah

Seekor burung, terbang
Datang dari lembah
Menuju ketinggian puncak bukit
Untuk memberi mahkota pekabaran
Maka, berkatalah sang burung:

“Tahukah engkau, wahai lelaki
Saat perempuan itu menyiram
Kembang-kembang mawar merah
Dia menyiram bersama perih
Sambil bersenandung pedih
Menyanyikan puisi-puisi cinta
Puisi goresan penamu”

Demi mendengar kabar itu,
Tubuh sang lelaki bergetar
Wajahnya menunduk
Menatap tanah rerumputan
Tapi ia musti memenuhi takdir
Berjalan mengapai zona jauh
Menjejak pelataran panjang
Menerobos debu,
Menginjak lumpur,
Menentang angin
Dan halilintar
Ia terpilin kelana
Tak berujung akhir

Dan bila gerimis tiba
Sejenak ia menghentikan langkah
Berteduh secara sederhana
Lalu kembali menulis puisi cinta
Puisi untuk perempuan
Si penyiram mawar merah

[Gorontalo-Jakarta, 8 September 2014]

ANWARI WMK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar