Sabtu, 29 Oktober 2011

Puisi "TEPIAN SEJARAH" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

TEPIAN SEJARAH

Berdiri di tepian sejarah,
menatap sosok sebuah bangsa
kehilangan sukma kemerdekaannya,
akibat terlampau banyak
zombie antikeadilan
turut campur tangan
mengelola negara.

Berdiri di tepian sejarah,
menyimak keadaan sebuah bangsa
tanah airnya compang-camping
dinista mesin-mesin kapitalisme global
mempersetankan kemanusiaan.

Berdiri di tepian sejarah,
menatap nestapa sebuah bangsa
masyarakatnya memuja
fasisme kedunguan
hingga bergalon-galon
racun peradaban
diminum serasa madu.

Berdiri di tepian sejarah
menyaksikan sebuah bangsa
tenggelam ke dasar samudera
kejumudan

Dan bangsa itu pun
kini tersisa
tulang belulang.

Jakarta, Oktober 2011

Selasa, 25 Oktober 2011

Catatan Kebudayaan | Nomor 6, Tahun 2011 | "REFORMASI PENDIDIKAN"

REFORMASI PENDIDIKAN

Oleh
Anwari WMK

NEGARA mana pun dituntut mampu melakukan reformasi terhadap seluruh aspek yang berjalin kelindan dengan dunia pendidikan. Pada satu sisi, pendidikan berkedudukan sebagai faktor determinan kemajuan bangsa. Pendidikan bermutu mendasari perbaikan kualitas hidup bangsa. Tak mengherankan jika negara-negara maju di berbagai belahan bumi eksistensinya ditandai oleh terjadinya kemajuan secara monumental bidang pendidikan. Itu pula yang dapat menjelaskan, mengapa institusi-institusi pendidikan di negara-negara maju menjadi tujuan belajar kalangan mahasiswa dari kawasan negara-negara berkembang.

Pada lain sisi, pendidikan bergerak dinamis, sejalan dengan hadirnya tantangan dan realitas baru. Praksis pendidikan dalam suatu format tertentu, tak selalu relevan diimplementasikan secara lintas waktu pada berbagai keadaan. Maka, harus ditemukan suatu model dan pola baru praksis pendidikan. Pada titik inilah reformasi pendidikan mencuat sebagai sesuatu yang niscaya dilakukan. Reformasi pendidkan merupakan jawaban terhadap besarnya tuntutan agar pendidikan tak terbentur jalan buntu kemandegan.

Dengan reformasi pendidikan berarti, disadari adanya dua hal. Pertama, pendidikan dimengerti sebagai salah satu pilar penting tegaknya peradaban adiluhung, sehingga praksis pendidikan telah sedemikian rupa bergulir dari sejak zaman lampau. Kedua, tradisi pengajaran dan pembelajaran serta sistem pendidikan yang telah lama ada, disadari tak otomatis relevan dengan situasi dan perkembangan mutakhir. Karena dua hal itu pula, maka ada elemen tertentu dalam praksis pendidikan yang memang penting dan mendesak untuk terus dipertahankan. Tetapi, ada elemen tertentu lain sudah tidak sejalan dengan semangat zaman baru.

Dalam maknanya yang sederhana, reformasi pendidikan berarti memilih dan memilah: elemen mana dari praksis pendidikan yang tengah berjalan harus diubah konsepsi, strategi, dan agendanya. Perubahan ini dilandaskan pada pertanyaan yang bersifat fundamental: apakah praksis pendidikan pada tingkat satuan pembelajaran masih digdaya manakala difungsikan sebagai dasar terciptanya kemajuan bangsa? Jika jawabannya negatif, maka mutlak untuk melakukan serangkaian perubahan yang dimaksudkan sebagai upaya saksama pembenahan pendidikan.

Pada level substansi, reformasi pendidikan harus berbasis budaya. Bagaimana gotong-royong, jujur, kerja keras, religiositas, harmoni dengan alam, penghormatan terhadap kemajemukan, musyawarah untuk mufakat, merdeka dari penindasan dan sebagainya, masing-masing diutuhkan sebagai sistem nilai budaya dan kemudian menjadi dasar pelaksanaan reformasi pendidikan. Reformasi pendidikan yang berpijak pada nilai-nilai budaya inilah sesungguhnya yang memungkinkan seluruh praksis pendidikan berkontribusi untuk memajukan bangsa.[]

Senin, 10 Oktober 2011

Puisi "DAUN DARI LANGIT" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

DAUN DARI LANGIT

Selembar daun jatuh dari langit
Melayang menuju bumi
Menggeletak di rerumputan
Tanah nan lapang

Bocah pengembala memungutnya
Dan lantas terperangah oleh
Kalimat tertoreh permukaan daun
Lamat-lamat bocah itu membacanya
Mencoba memahamkan segenap makna

Menjelang senja datang, bocah itu
Membaca lantang narasi pada daun:
"Seumpama hidup tak mengenal cinta
Hayat manusia hanya paham satu hakikat
Manusia memilih rengkuh bunuh diri
Sebagai pilihan bebas masuk akal
Maka, rawatlah cinta. Rawatlah"

Bocah pengembala sekarang paham
Ihwal titian jalan menuju masa depan
Bahwa itulah jalan cinta

2011

Jumat, 07 Oktober 2011

Puisi "KESATRIA PUTRA MARS" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

KESATRIA PUTRA MARS

kesatria putra mars di suatu siang yang terik bersorak riang gembira. ia persaksikan tanah, gunung dan pepohonan, bahwa halilintar terperosok, dan lalu jatuh ke dalam sumur. tercekak pekik teriak, halintar menggigil ketakutan tenggelam dalam air.

"lihat", kata kesatria putra mars. "halilintar kini lumpuh layuh, ia sudah tak segarang raja diraja api, kobarannya di bentangan langit berubah redup dalam seutuhnya tamat. kini bunga bakung tumbuh di pekarangan, merdeka bebas ancaman. kini bunga bakung di pekarangan, takkan tercabik lagi senarai ganas halilintar."

tapi hingga kabar berita menjilat bahanakan langit, bintang rembulan heran. sebab bunga-bunga bakung belum jua termuktabarkan kisah ihwal halilintar terperosok nista, ke dalam sumur.

kata kesatria putra mars: "tak usah bunga-bunga bakung tahu tentang busur dan panahku merontok sungkurkan halilintar, hingga kemudian halilintar terjatuh ke dalam sumur. sudahlah tak usah berhitung, tak perlu lautan puja puji. hidup hanyalah memberi, persis seperti matahari"

kini, bunga-bunga bakung hidup bersulam damai, dari musim ke musim. dan kesatria putra mars kembali pulang ke negerinya, ke bangsanya.

2011

Rabu, 05 Oktober 2011

Puisi "ORANG SUCI" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

ORANG SUCI

Lelaki tua itu sakaratul maut
Orang-orang mengelilingi tubuhnya
Sembari berkata-kata:
"Wahai orang suci
Jangan cepat engkau pulang
Batu-batu baru disusun ulang
Mengharap gema suara titahmu
Agar tiang-tiang bangunan
Sekokoh pilar-pilar kerajaan surga
Wahai orang suci
Jangan cepat engkau pergi"

Ruangan tiba-tiba penuh sesak
Sedu dan tangisan membahana
Ratapan demi ratapan di halaman
Meliuk-liuk menjadi nyanyian
Alam pun mencoba mengerti
Kematian tak bisa ditawar lagi

Masih antara hidup dan mati
Roh orang suci tercerabut lembut
Meninggalkan jasad nan fana
Roh melayang serupa kapas
Lalu menatap pandang
Jasad dirinya terbujur kaku

Masih antara hidup dan mati
Roh heran terperangah
Memahamkan segenap pelik
Betapa hayat manusia mengelana
Di antara selaksa fatamorgana
Roh orang suci kini menggapai
Simpul makna penghabisan
Manusia tersihir takjub
Tubuh-tubuh memesona
Manusia pun lantas bergumul
Mencapai kebudayaan daging
Meraih peradaban daging

Untuk mereka yang menangis
Ingin orang suci itu berwasiat:
Manusia musti berani
Menapaki fase epilog
Lupakan takjub pada tubuh-tubuh
Dan tak lagi bertuhan daging-daging

Tapi wasiat itu tak pernah sampai
Mendenting di telinga pengikutnya
Malaikat maut segera memapah
Roh orang suci itu pun pergi
Selamanya
Selamanya

2011

Selasa, 04 Oktober 2011

Puisi "JEJAK PANTAI" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

JEJAK PANTAI

bertahun-tahun lalu engkau datang ke pantai itu, jejak kakimu tertoreh abadi hingga kini. seperti dikisahkan burung-burung camar, di pantai itu engkau lukis langit dengan keindahan senyuman, angin lalu menari-nari bersamamu, barisan pohon sahdu menyimak kidung kinasihmu ihwal sayap-sayap cinta datang dari langit. setiap butiran pasir terjejak kakimu sontak menyimpan memori kesaksian tentang dirimu seelok bidadari.

kini engkau terpenjara kaku di kursi roda. lalu engkau berucap tentang sayap-sayap resah menggapai pantai, resah oleh koyak takdir kursi roda.

pernah suatu hari, seseorang bertanya kepadamu: apa mesti engkau lakukan seumpama mampu menggapai ulang itu pantai? engkau terdiam sejenak, lalu memperlihatkan selembar foto lampau dalam nafas zaman yang telah usang. pada foto itu, sesosok manusia tersungging senyum dan di tangannya tergenggam sekuntum mawar merah. engkau pun lantas berkata:

"bila kumampu menggapai itu pantai, aku akan berlari dan bernyanyi bersama foto ini. hingga kemudian butiran pasir di pantai sepenuhnya paham, bahwa dalam jiwaku masih terawat mahkota cinta mengkilau bersama keabadian rindu"

2011

Minggu, 02 Oktober 2011

Puisi "TANPA JIWA" | Karya Anwari WMK

Puisi Karya
Anwari WMK

TANPA JIWA

Di jembatan penyeberangan
Aku hanya saksi membisu tanpa kata

Pada pagi pucat pasi
Ribuan manusia berjalan tanpa jiwa
Burung-burung terbang senandungkan
Elegi kematian segenap hakikat

Di gedung tinggi pencakar langit
Jiwa ribuan manusia terpenjara

Kata bocah penjaja koran:
Jiwa telah lama dibarter
Berlembar-lembar gaji bulanan

Ribuan manusia telantarkan jiwa
Hingga mentari pilu di pagi hari
Ribuan manusia masih tanpa makna
Berjalan tanpa jiwa
Terbirit menuju gedung-gedung tinggi

Dan aku pun masih saksi yang
Diam. Membisu.

2011